Sabtu, 03 Oktober 2015

Everyone can solve their problem

Heihooo.... Udah lama juga gak nulis di sini.. Mungkin ini tulisan pertama saya setelah jadi Ibu.. Yes! I am a mother of very beautiful daughter.
Hmmm... Kali ini saya mau nulis tentang "masalah". Hahaa, mentang2 habis nulis skripsi jadi omongannya soal "masalah".

Setiap orang pasti punya masalah. Entah itu masalah karir, masalah keluarga, masalah pertemanan sampai masalah berat badan (haha, malah curcol!). Tapi tau gak? Semua masalah yang kita miliki itu sebenarnya menunjukkan kekuatan kita. Yang bisa menyelesaikan masalah kita itu ya kita sendiri, dengan pertolongan Allah tentunya. Orang-orang lain hanya sebagai supporter. Ibarat dalam pertandingan olahraga, kita atletnya, orang di sekitar kita itu penontonnya. Dari barisan penonton itu pasti ada yang men-support dengan motivasinya, ada juga yang menjatuhkan dengan komentar jeleknya.

Sekarang coba kita bicara pahit2nya ya. Ketika kita sedang ada masalah dan kita cerita ke orang lain, ntah itu untuk curhat atau untuk memberi alasan, pasti ada komentar menjatuhkan yang sebenarnya tidak kita harapkan. Berikut contohnya:

A: "Aku sedang sibuk nulis skripsi"
B: "Halah, baru skripsi S1 aja udah repot.."

A: "Aku ngurus anak sendiri di rumah"
C: "Yaelah, baru anak 1 aja, biasa aja kali.."

A: " Aku beresin rumah sendiri juga. Yang beres2 lagi pulang kampung"
D: "Beres2 rumah gampang aja kali, cuman nyapu ngepel. Cuci baju tinggal masukin mesin cuci.."

A: "Aku harus masak juga"
E: "Masak paling berapa menit sih, gak usah dibawa ribet deh..."

A: "Aku harus nyetir sendiri dan bawa anak ke daycare, makanya telat"
F: "Ya makanya tau gtu berangkat lebih awal donk.."

A: "Aku harus pergi bayar pajak dan cuci mobil sendiri"
G: "Lah, yang pakai mobilnya siapa? Kamu kan?"

A: "Aku lagi pengen sendiri, mau menata hati pasca perceraian orangtua ku"
H: "Gak usah lebay deh. Masih banyak yang nasibnya lebih parah dari kamu, ditinggal bapaknya waktu masih kecil2. Ini udah punya suami, punya anak,kurang apa lagi?"

A: "Aku sering pusing2, badanku dibagian ini sering nyeri2 sakit"
I:  "Baru sakit sedikit gtu aja ngeluh.."

A: " Aku capek"
J: " Baru gtu aja udah capek.."

A: " Aku blablabla...
K, L, M, N,......: "blablabala...

Gak akan ada habisnya kalau setiap masalah yang kita hadapi itu kita ceritakan ke semua orang. Semakin banyak kita cerita ke orang-orang, akan ada kemungkinan semakin banyak juga yang menjatuhkan kita, meskipun kadang pasti ada yang prihatin dan mendukung. Tapi buat apa? Mereka tidak akan tahu kondisi kita sepenuhnya seperti apa. Yang tahu ya kita sendiri, jadi yang bisa selesaikan masalah ya kita sendiri. Sekali lagi, orang-orang itu hanya bisa jadi pendukung, kalau kita tidak yakin mereka bisa mendukung ya lebih baik diam saja.
Sebenarnya yang perlu kita lakukan adalah KEEP CALM, PRAY AND ACT. Kalau ada masalah kita harus tenang, kemudian kita berdoa minta pertolongan Allah, kemudian kita lakukan apa yang bisa kita lakukan. Selesai.

Intinya, kunci dari semua masalah yang kita hadapi adalah keyakinan kita. Keyakinan kita bahwa masalah ini ada karena Allah tau kita bisa menghadapinya. Jadi, kalau merasa gak sanggup ya minta pertolongan Allah saja. Kalau ceritanya ke orang lain kadang gak ada gunanya juga. Karena apa? Karena setiap orang punya cara pandang yang berbeda akan suatu masalah. Kalau sesekali mau curhat di media silahkan saja, tapi harus terima konsekuensi kalau ada yang komentar gak enak.

"Tak perlu menceritakan tentang dirimu kepada orang lain. Karena yang menyukaimu tidak membutuhkannya dan yang membencimu tidak akan mempercayainya (Ali bin Abi Thalib)"

Selasa, 20 Januari 2015

The Journey of my pregnancy

Syukur Alhamdulillah Allah tak henti-henti memberi berkah dan rahmat kepada saya. Setelah pernikahan, Allah langsung memberi kepercayaan kepada saya untuk langsung hamil. Walaupun di tengah kekacauan pikiran saya karena masalah keluarga yang tiba-tiba muncul setelah saya menikah dan fisik yang terkuras karena kuliah bolak balik Depok-Bintaro, ternyata saya masih bisa langsung hamil. Alhamdulillah…
Mungkin ini yang dibilang, “Oase di tengah padang pasir”. Mengetahui bahwa saya hamil seketika membuat dunia saya berubah menjadi lebih ceria. Pikiran saya sedikit teralihkan dari masalah keluarga dan mulai memikirkan soal kandungan dan calon bayi saya. Hamil dan memiliki anak sudah merupakan harapan semua pasangan yang menikah, dan begitu juga harapan saya dan suami.
Awal kehamilan saya sempat tidak yakin. Masih sempat-sempatnya saya jogging pagi keliling asrama waktu itu. Hahaaa…Badan terasa gak enak, capek-capek, saya pikir itu hanya efek saya jalan jauh setiap hari naik kereta 5 jam PP. Sempat pengen banget makan kue atau sejenisnya yang manis-manis, saya pikir itu hanya efek saya buka-buka instagram dimana waktu itu banyak postingan gambar kue-kue yang bikin pengen nyoba.. Waktu cerita ke suami, suami langsung semangat pergi keluarga rumah nyariin, entah knapa dia begitu yakin klo saya itu hamil. Saya sih senang-senang aja karena dibeliin makanan, hehehee…
Seiring berjalan waktu saya makin penasaran, kok ini gak datang bulan juga… Terakhir datang bulan beberapa hari sebelum menikah, dan sudah sebulan setelah menikah saya masih belum datang bulan. Saya pikir palingan telat, karena sebelum nikah saya sempat terlambat datang bulan sampai 2 minggu. Akhirnya setelah tanya-tanya ke teman sekelas yang sudah menikah, saya dianjurin beli testpack dulu saja. Oke, saya beli dan besok paginya langsung dicoba. Deg deg ser… Pas dilihat hasilnya 2 garis!! Tapi kok garis satunya pudar… Hmm, masih gak yakin.. 2 hari kemudian dicoba lagi, sama, 2 garis juga dan garis satunya pudar.. Hmm… Keyakinan klo hamil naik jadi 50% tapi belum yakin betul karena belum cek secara medis dan belum dapat legitimasi dari dokter.. Akhirnya seminggu setelah itu saya dan suami memutuskan buat ke dokter. Dan taraaa! Ternyata benar saya sedang hamil dan sudah berumur 7 minggu! Senang, terharu dan panik waktu itu.. I’m gonna be a mom!
Banyak cerita dalam setiap fase kehamilan saya. Awal-awal kehamilan, saya masih bolak balik ke kampus naik kereta. Perut yang masih kecil karena masih hamil muda membuat saya harus bisa “fighting” setiap kali naik kereta. Dalam hati saya pikir, “gak boleh manja, kalau masih kuat ya tahan aja”. Jadilah ikut kegencet2 di dalam kereta khususnya kereta pagi yang isinya para pekerja di Jakarta yang mengejar waktu masuk kantor. Semua saya jalani saja, yakin Allah pasti jaga. Hingga masuk bulan puasa pun saya masih naik kereta yang isinya ditambah ibu2 yang mau ke tanahabang belanja belinji untuk Lebaran. Makin maknyuss isi keretanya, hahaaa… Tapi Alhamdulillah banget, walaupun hamil muda saya gak ada ngalamin yang namanya “morning sick”, gak ada mual atau muntah-muntah yang berlebihan. Gak kebayang kan kalau pas lagi gencet2an di kereta tau-tau mual atau muntah, haha, bisa berabee…! Setiap perjalanan naik kereta saya nikmati saja sebagai pengalaman berharga buat saya. Sekaligus juga mengajarkan pada anak saya untuk tidak manja dan mengerti bahwa dalam hidup itu kita harus berjuang, gak bisa enak2 saja..
Tiba waktu Lebaran, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk pulang kampung. Ini pulang kampung pertama kami setelah menikah. Dan jika mau pulang, kami harus membagi waktu di Pekanbaru dan di Bukittinggi, sementara waktu libur yang didapat suami hanya 3 hari. Bayangkan 3 hari! Oke, perjalanan panjang dan padat harus dihadapi. Sekali lagi kekuatan si baby dalam perut diuji. Karena saya yang ngotot mau pulang, saya tidak boleh mengeluh capek atau apa pun. Saya ngotot mau pulang karena saya pikir ini waktu yang tepat untuk bisa menyelesaikan masalah kedua orangtua saya, selain juga waktu yang tepat untuk silaturahmi dengan keluarga besar suami saya. Sesuai prinsip saya, jika sudah memutuskan sesuatu, harus dijalankan dan terima segala konsekuensinya. Perjalanan dimulai H-1 Lebaran. Kami terbang ke Pekanbaru, keesokannya sholat Idul Fitri, silaturahmi dengan keluarga2 saya dan rapat keluarga sore harinya. Saya, adik dan kakak saya berkumpul dengan Mama Papa. Hasil yang didapat, ZONK! Kedua orangtua saya benar2 tidak ada yang mau mengalah. Yang mereka pikirkan adalah kepentingan mereka masing2, tidak ada yang mau introspeksi diri akan kesalahan masing2. Sampai2 saya menangis begitu kencang di depan mereka, yang menenangkan pun adik dan kakak saya yang khawatir dengan kandungan saya. Respect saya benar2 hilang kepada orangtua saya. Baik mama maupun papa sama2 keras kepala dan mementingkan diri sendiri. Sebagai anak saya kecewa dengan ketidakbijaksaan orang tua saya. Malam harinya saya dan suami langsung berangkat ke Bukittinggi naik travel. Perjalanan darat selama kurang lebih 8 jam kami tempuh. Beruntung ada suami di samping saya membuat saya merasa tenang dan nyaman. Hingga akhirnya tiba di Bukittinggi kampung halaman suami saya pada dini hari. Pagi harinya disambut dengan keceriaan keponakan2 suami saya dan kehangatan keluarga suami saya. Saya begitu senang. Seharian kami silaturahmi, ke rumah keluarga, dan main bersama para keponakan, termasuk ke Padang Panjang silaturahmi ke rumah Mak Uwo saya. Lumayan melelahkan hingga kami pulang malam harinya. Keesokan harinya kami lanjut silaturahmi lagi dan menghabiskan waktu ngobrol dengan keluarga, hingga siang hari harus siap2 berangkat ke bandara yang ada di Padang. Ketika mau ke travel kami diantar semua keponakan dan Ibu mertua, bahagia sekali rasanya. Perjalanan ke bandara kira-kira 4 jam karena jalanan macet masa lebaran. Beruntung kami tidak terlambat tiba di bandara dan bisa naik pesawat hingga akhirnya selamat tiba di Jakarta jam 11 malam.
Hufftt!! Perjalanan pulang kampung yang sangat mengesankan. Alhamdulillah tidak ada masalah selama perjalanan. Rasa capek baru terasa setelah tiba di Jakarta. Beberapa hari badan saya terasa capek dan bawaannya pengen tidurrr terus. Untung masih libur kuliah. Saat itu usia kehamilan sudah sekitar 5 bulan. Dan gak tau knapa saat itu saya baru merasa fisik saya melemah. Saya mulai sering mual dan muntah. Penyebab muntah macem-macem, mulai dari karena habis mandi, muntah pas di mobil disetirin suami, sampai muntah karena cium bau suami yang baru pulang kantor. Hahaaa… Ada-ada saja penyebab muntahnya. Mulai masuk kuliah pun terasa berat, kadang ketika tiba di kampus saya langsung ke toilet, muntah. Aneh, padahal sudah hamil 5 bulan kok malah muntah2. Tapi Alhamdulillah tidak lama setelah masa Lebaran itu saya dan suami sudah bisa membeli mobil, walaupun kredit, hehee.. Alhamdulillah saya sudah bisa ke kampus membawa kendaraan sendiri. Waktu yang ditempuh lebih sedikit dibanding naik kereta, dan yang pasti tidak harus berdesakan atau lari2 mengejar kereta. Fisik pun mulai stabil kembali. Sungguh Allah memang sudah tau takaran kekuatan kita umatnya. Allah tidak akan memberi cobaan melebihi kekuatan kita.
Alhamdulillah, saya bisa menjalani perkuliahan dengan lancar hingga lewat 1 semester. Walaupun sering keteteran, syukur Alhamdulilah IPK saya masih cumlaude waktu itu. Dan perkuliahan semester selanjutnya pun harus dihadapi lagi. Kali ini saya terpaksa harus ngekost di Bintaro, karena jadwal kuliah yang lebih padat dan kehamilan yang sudah mulai masuk bulan ke-7. Kenyataannya, walaupun ngekost, tetep aja saya bolak balik ke Depok, hahaa.. Gak tahan ninggalin suami lama-lama.. Jadi saya menginap di kost hanya jika kuliah hari ini sampai sore dan besoknya jadwal kuliah pagi. Dan jarang banget jadwalnya begitu, jadilah saya tetap pulang ke rumah. Palingan waktu dekat2 ujian baru jadwal padat dan harus menginap di kost lama. Jadi anak kost memang gak seenak tinggal di rumah sendiri. Rasanya sepiii dan pengen dekat-dekat suami terus. Kadang suami saya sering kasih kejutan tiba-tiba datang ke kost malam-malam, hihiii.. He’s such an unpredictable man. And I love it! Sempat terjadi satu kejadian waktu saya di kost perut saya gak enak banget.  Buang air terus2an, muntah, dan perut melilit sampai susah nafas. Sampai akhirnya gak tahan saya telfon suami dan dibawa ke RS sampai harus dirawat karena kandungan sudah 7 bulan khawatir ada kontraksi. Ternyata saya salah makan dan mengganggu pencernaan saya, beruntung tidak berpengaruh ke bayi dalam kandungan. Suami saya khawatir banget dan akhirnya setelah itu mewajibkan saya untuk selalu laporan makan apa saja selama di kost. Hihihii…
Selanjutnya kegiatan saya berjalan normal seperti biasa. Saya kuliah dan mengurus suami seperti biasa. Terkadang untuk mengisi kebosanan saya mencoba resep2 masakan baru. Dan lucunya, setiap kali saya masak, si baby dalam perut pasti nendang2, hehee… Seneng masak juga dia sepertinya… Namun cobaan kembali datang pada akhir tahun 2014. Waktu itu tanggal 31 Desember sore dalam perjalanan saya pulang dari kampus menuju rumah, saya mengalami kecelakaan. Mobil saya ditabrak Bus dari belakang ketika di tol TB Simatupang. Shock dan stress ketika itu. Saat itu yang sedang membawa mobil adik saya yang kebetulan sedang cuti akhir tahun dari pendidikannya di Jogja. Mobil saya peyok di bagian belakang. Suami yang saat itu sedang siaga tahun baru di Bundaran HI langsung kaget juga ketika saya kabari lewat telfon. Tapi musibah sudah terjadi, harus dihadapi. Akhirnya saya pergi ke pool bus yang bersangkutan untuk minta pertanggungjawaban. Prosesnya ribet dan berbelit2. Sampai akhirnya saya pulang dan minta nanti pihak bus berurusan dengan suami saya saja. Sedih rasanya ketika kehamilan sudah masuk minggu ke 37 dan tinggal menunggu hari, malah ada musibah dan harus menyusahkan suami saya. Tapi sekali lagi, cobaan ini datang dari Allah karena kesalahan kita juga, sudah sewajarnya kita introspeksi diri dan hadapi saja semua konsekuensinya. Akhirnya mobil yang rusak itu di klaim ke asuransi, dan proses dengan pihak bus yang menabrak masih tidak jelas dan suami saya tidak mau memperpanjang, kasihan juga supirnya. Yasudah, kami ikhlaskan saja, toh sudah ada asuransi.
Saat ini kehamilan saya sudah lewat 39 minggu.. Sudah menunggu waktunya lahiran. Tapi saya masih harus kuliah karena tidak dapat cuti sama sekali. Dan dilemanya lagi, pihak bengkel dari asuransi mengkonfirmasi bahwa mobil sudah bisa masuk bengkel. Lalu bagaimana saya harus kuliah dan bagaimana kalau tiba2 saya harus ke RS? Tidak ada pilihan lain, sekali lagi saya harus terima konsekuensinya, mobil harus dimasukkan bengkel biar cepat selesai dan bisa dipakai kembali waktu saya kuliah pasca melahirkan nanti. Yakin Allah pasti bantu saya nanti ketika akan melahirkan. Toh ini semua sudah atas kuasa-Nya. Mobil yang baru masuk bengkel saat ini bisa saja memang sudah waktu yang terbaik dari Allah, karena sebelumnya saya masih bisa ke kampus dengan mobil. Dan saat ini paling hanya 2 hari saya kuliah tanpa mobil, saya bisa menginap di kost dan untuk ke RS, masih ada taksi jika memang harus mendadak.
Begitulah perjalanan selama kehamilan yang penuh lika liku. Saya jalani itu semua sebagai pengalaman berharga untuk saya. Dan semoga karena itu anak saya kelak bisa tumbuh menjadi anak yang kuat fisik dan mentalnya. Karena dari sejak di kandungan dia sudah mengalami banyak cobaan. Kamu hebat nak!. Dan sekarang Bunda sudah rindu ingin segera bertemu kamu di dunia ini. Keluar lah nak.. Bunda dan Ayah sayang kamu dan sudah tidak sabar ingin menggendong kamu. Semoga Allah selalu melindungi kamu ya nak…

Selasa, 13 Januari 2015

Hidup ini baru dimulai…

Rasanya sudah sangat lama saya tidak menulis di blog ini, setahun lebih!! Yap, kesibukan kuliah dan kesibukan mempersiapkan pernikahan, hingga akhirnya menjadi istri dan sampai sekarang sedang hamil mungkin jadi alasannya..
Alhamdulillah, sekarang saya sudah menikah, tepatnya tanggal 23 April 2014 lalu..
Begitu panjang ceritanya sampai saya menikah, mungkin cukup menjadi salah satu cerita hidup saya nanti untuk anak cucu saya. Begitu panjang hingga saya tidak sempat bercerita banyak kepada teman-teman saya. Saya sibuk dengan perenungan diri saya dan istikharah untuk memastikan bahwa jalan ini memang jalan yang tepat. Tempat curhat saya saat itu hanya Allah.
Yang jelas, perjalanan panjang hingga akhirnya menemukan jodoh yang tepat ini menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya. Alhamdulillah, akhirnya saya menemukan pria yang benar-benar bisa menjadi imam bagi saya, pria yang memiliki visi hidup yang jelas dan berwawasan luas, pria sederhana namun penuh percaya diri, pria yang bertanggung jawab dan apa adanya, dan yang jelas pria berpotensi yang memang pantas untuk saya dampingi hingga akhir hayat. Ciee.. Aamiiin yaa rabb…
Entah lah, mungkin ini memang sudah jalan Allah. Pertemuan pada bulan Oktober 2013 akhirnya membawa kami pada pernikahan di bulan April 2014. Proses yang cepat, memang. Kami memang sudah berkomitmen untuk tidak pacaran. Pacaran hanya buang-buang waktu dan tenaga saja. Waktu yang berlalu kami gunakan untuk lebih mengenal satu sama lain dan memperkenalkan pada keluarga masing-masing. Dan Alhamdulillah prosesnya memang begitu lancar hingga pernikahan tanggal 23 April 2014.. Alhamdulillah saya punya keluarga besar baru yang begitu baik dan menerima saya dengan baik. Perasaan saya sangat bahagia saat itu.
Namun, ditengah kebahagiaan saya menjadi pengantin baru, saya harus menerima satu berita yang benar-benar membuat hati saya hancur. Tepat sehari setelah acara resepsi pernikahan saya, ketika saya dan suami baru tiba di Jakarta dan melangkahkan kaki masuk ke rumah dinas suami saya, saya mendapat kabar bahwa kedua orang tua saya bertengkar hebat hingga akhirnya Papa menalak cerai Mama. Ada apa ini? Kenapa saya baru menikah orang tua saya malah bercerai?? Papa yang baru saja dinyatakan lolos menjadi anggota DPRD Sumatera Barat dengan gampangnya menceraikan mama dan pergi dengan istri mudanya. Seperti lepas tangan begitu saja setelah menikahkan anak perempuannya. Papa yang selama ini saya banggakan ternyata begitu tega melakukan hal yang sangat mengecewakan saya. Dan mama yang selama ini saya pikir sabar menjadi seperti orang stress dan melakukan hal-hal yang tidak wajar. Saya sebagai anak, tidak tahan melihatnya. Tidak ada ada lagi panutan saya dari orang tua.
Betapa bercampur aduknya hati saya saat itu. Tidak ada “euphoria” pengantin baru bagi saya. Hari-hari saya lalui dengan berat. Fisik terkuras karena harus mulai kuliah Depok-Bintaro dengan berdesakan naik kereta yang menghabiskan waktu 5 jam PP, menyesuaikan diri untuk melayani suami dan melaksanakan tanggungjawab sebagai istri ditengah tugas-tugas kuliah, dan mental terganggu karena memikirkan masalah orang tua yang tak ada titik temu dan selalu membuat saya berlinang air mata. Berat memang.. Tapi saya masih bersyukur karena saya punya suami yang mengerti masalah saya dan selalu mendukung saya. Saya ternyata tidak sendiri dengan masalah-masalah saya itu.
Masa-masa setelah menikah dengan semua masalah itu membuat saya menjadi lebih sering menarik diri, anti sosial dan tidak percaya diri lagi. Tidak ada lagi keceriaan, canda tawa dan kontak-kontak dengan teman-teman atau pun lingkungan sosial saya. Tidak ada lagi ngobrol atau chating dengan teman-teman. Saya menjadi hilang dari peredaran dan malas bersosialisasi. Saya sibuk dengan masalah saya sendiri. Saya sibuk menata hati saya yang sangat hancur dengan perceraian orang tua saya itu. Saya menjadi takut dan trauma dengan pernikahan. Maafkan saya teman2, bukannya saya sombong atau tidak mau bersosialisasi lagi, tapi beratnya masalah yang saya hadapi benar-benar sudah menjatuhkan mental saya. Saya menjadi terlalu serius dan kaku memandang semua masalah. Dan saat ini saya jadi merasa makin jauh dengan teman-teman saya. Semoga pelan-pelan silaturahmi bisa disambung lagi..
Yak! Ini lah hidup… Ada bahagia, ada sedih.. Ada tawa, ada tangis..
Dan hidup saya baru dimulai setelah pernikahan saya itu.. Saya harus menjadi wanita yang kuat dan tangguh. Saya harus menjadi wanita mandiri dan tidak bergantung pada orang tua lagi. Allah tidak akan memberi cobaan kepada hamba-Nya kecuali dia memang mampu menghadapinya. Alhamdulillah rasa sedih itu sudah mulai bisa saya “manage”, walaupun terkadang masih sering tiba-tiba keluar air mata kalau lihat mama yang sedih atau kangen sama Papa. Ini saja menulis begini sambil pegang tissue, haduuh…
Ayo Revie, kamu kuat!!
Saya harus mensyukuri apa yang sudah terjadi. Masih banyak orang yang lebih rumit lagi masalahnya. Saya harus bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari masalah ini dan tidak terlarut dalam rasa sedih. Saya harus bersyukur kejadian ini terjadi setelah saya punya pendamping yaitu suami yang selalu menguatkan. Terimakasih suamiku atas dukungannya hingga saat ini. Kamulah satu-satunya pria tempat aku bersandar saat ini. I love you…

Senin, 14 Oktober 2013

Bad Boy VS Good Boy

Gara-gara liburan di rumah kebanyakan saya habiskan baca novel di kamar, jadinya sekarang agak-agak sensitif sama masalah “romance”, sekarang pengen nulis aja soal novel yang saya baca, hehee..

Jadi beberapa hari yang lalu itu saya baru selesai baca novel judulnya Hummingbird-Dilema Cinta. Novel ini karya dari Lavyrle Spencer, penulis New York Times Bestseller untuk kategori kontemporer dan historical romance.

Novel ini bercerita tentang Abigail McKenzie, seorang gadis alim, sopan, terhormat, dan kaku yang dijuluki perawan tua oleh orang-orang di desanya. Sejak ditinggal tunangannya Richard 13 tahun yang lalu dia hanya menyibukkan dirinya untuk merawat ayahnya dan ke gereja. Tidak pernah menunjukkan keceriaannya di masyarakat, selalu bersikap kaku dan sedikit angkuh, hingga tidak ada seorang pun yang berani mendekatinya.

Suatu hari ada sebuah kejadian di desanya yang membuat dia harus berhubungan dengan 2 orang pria dengan karakter yang sangat bertolak belakang. Bad boy dan Good boy- hal itu yang bisa menggambarkan kedua lelaki tersebut. Kedua lelaki itu terluka dalam sebuah insiden perampokan kereta api di perbatasan Colorado, sama-sama membutuhkan tangan dingin Abigail untuk merawat mereka. 

Jesse seorang pria berantakan dan liar yang selalu berkata kasar, berpakaian seenaknya dan memiliki sisi sensual sebagai bad boy. Sementara itu David seorang lelaki terhormat, lembut, penyayang yang selalu berpakaian rapi dan memperlakukan wanita dengan sangat sopan. David merupakan tipe lelaki idaman Abigail, mereka memiliki banyak kesamaan dan David memiliki semua karakter calon suami yang selama ini didamba Abigail. Namun seiring berjalan waktu Abigail merasakan hal yang tidak pernah dirasakannya ketika bersama Jesse. Jesse mampu membuatnya menjadi lebih manusiawi, meluapkan semua kemarahannya dan mengungkapkan apa yang dirasakannya. Jesse bahkan mampu membaca pikiran Abigail dan memberikan apa yang dibutuhkan Abigail selama ini. Jesse bisa menebak bahwa kekakuan Abigail selama ini bukan hanya sekedar disebabkan gagal menikah dimasa lalu, tapi juga karena tuntutan dan didikan ibu Abigail yang sangat konvensional. Jesse mampu membuat Abigail mengaku dan menurunkan egonya yang selama ini ditinggikan hanya untuk menutupi kekurangannya itu. Sikap Jesse yang kadang kasar dan kadang lembut juga membuat Abigail penasaran dan merasakan debaran-debaran yang tidak pernah dirasakannya ketika bersama David.

Singkat cerita, setelah melalui banyak pergolakan batin, Abigail akhirnya memilih Jesse dan lari dari desa bersama Jesse sehari sebelum pernikahannya dengan David. Abigail sudah tidak peduli lagi dengan omongan orang-orang. Jesse mampu membuat Abigail melewati semua batasan-batasan yang dibuat dalam hidup Abigail dan meyakinkan Abigail bahwa walaupun mereka memiliki sifat yang sangat berbeda dan selalu bertengkar, tapi disitulah letak cinta dan kebutuhan satu sama lain di antara mereka. Abigail pun menerimanya karena dalam hatinya ia memang mencintai Jesse, pria yang tidak bisa lepas dari pikirannya walaupun dia selalu berusaha keras untuk menentang perasaannya itu. So sweet :)

Yak, begitulah ringkasan cerita dari novel yang saya baca kemaren. Dari awal membaca novel itu saya langsung tertarik dan penasaran dengan isinya. Ternyata cukup bagus dan bisa mempermainkan perasaan saya, hahaaa.. Novel ini sedikit banyak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam hati saya selama ini. Pria yang menurut kita baik dan cocok dengan seluruh kriteria yang diharapkan belum tentu adalah yang terbaik untuk kita. Memang benar laki-laki baik untuk perempuan baik, begitu juga sebaliknya. Namun sama-sama baik bukan berarti harus memilki karakter yang sama. Dan yang namanya perasaan tidak dapat dipaksakan. Seperti David yang ternyata tidak mampu mengerti Abigail melebihi Jesse dan Abigail pun tidak dapat merasakan getaran cinta ketika berhadapan dengan David. Abigail menerima David hanya karena David terlihat seperti sosok suami idaman bagi Abigail, tapi itu semua ternyata tidak cukup.

Novel ini juga mengingatkan saya soal fenomena yang banyak saya jumpai di sekitar saya. Sejak zaman sekolah sampai sekarang, banyak saya temui laki-laki yang terlihat seperti bad boy, bisa dengan mudahnya mencuri hati para perempuan, dan herannya banyak perempuan yang berharap sama laki-laki seperti itu sampai harus sikut-sikutan dan banyak drama tangis-tangisan. Memang, bad boy itu mempunyai daya pikat tersendiri. Para perempuan banyak yang suka dengan bad boy karena merasa laki-laki itu bisa memberi warna dalam hidupnya, membawa sang perempuan pada hal-hal yang tak terduga dan sangat tau apa yang dibutuhkan perempuan. Selain itu, harus diakui perempuan sangat lemah dalam hal pendengarannya, dalam artian perempuan akan sangat gampang luluh dengan kata-kata gombal laki-laki, dan bad boy sangat ahli dalam hal ini. Jadi wajar lah ya kalau bad boy lebih gampang mendapatkan hati wanita dibandingkan good boy.

Lalu bagaimana dengan good boy? Good boy memang memiliki karakter yang sempurna untuk menjadi pasangan idaman. Sikap lembut, penyayang, sopan, rapi, alim dan gak neko-neko yang dimiliki bisa menjadi daya tarik para perempuan. Namun, biasanya karena pengalaman yang kurang, good boy ini sering tidak mengerti apa yang ada dipikiran perempuan dan tidak mampu memberi kejutan-kejutan dalam hidup sang perempuan. Hubungan cenderung akan terasa datar dan membosankan. Nah, menurut saya, good boy ini akan cocok sekali kalau berhubungan dengan perempuan yang supel, atraktif, dan mampu mencairkan suasana. Dengan begitu, akan ada interaksi yang bagus satu sama lain. Bagi perempuan dia akan merasa bahagia karena memiliki sosok pria yang mampu menenangkannya dan bagi laki-laki dia akan merasa bahagia karena hidupnya jadi lebih berwarna.

Haduuuhh, ngomongin apa sih saya daritadi?! Hahaaa..

Ini semua hanya ocehan gak jelas dari saya gara-gara habis baca novel kemaren. Sebenarnya banyak muncul pemikiran-pemikiran aneh sewaktu saya baca novel ini, tapi karena gak jelas semua jadi sulit buat saya tulis di sini. Hehee…Ya intinya begitulah... Baik bad boy maupun good boy memiliki daya tarik masing-masing. Jadi? Pilih bad boy atau good boy? Kalau saya sih maunya bad boy yang good, hahahaaa… Banyak maunya! Ya intinya sih sekarang tidak perlu terlalu berpatokan pada kriteria dalam memilih pasangan lah, karena itu semua akan kalah jika sudah dibandingkan dengan masalah hati. Semua kembali ke hati, bagaimana hati bisa menerima orang tersebut dengan tulus dan ikhlas. Siapa yang bisa membuat hati bahagia dan merasa nyaman berada di sampingnya. Namun kriteria utama tetap harus diperhatikan lho ya, agar perasaan yang dimiliki itu masih berada di koridor yang tepat. Uhuuyy!



Mencari pasangan hidup bukanlah menemukan seberapa banyak kesamaan antara kamu dan dirinya, karena kesamaan itu juga sifatnya sementara, sebab semua dapat berubah. 
Namun tanyakan pada nurani terdalammu, seberapa besar kamu sanggup menyayangi dan menerima dirinya secara apa adanya, bahkan dalam kondisi terburuknya sekalipun. 
Karena cinta itu indah sebab tanpa alasan dan juga tanpa syarat apapun. 
Tak perlu seseorang yang sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun.”

Minggu, 06 Oktober 2013

7D Khusus

Libur tlah tiba..libur tlah tiba..hore..hore..hore..hooreee!
Akirnya semester 7 di D4 ini selesai juga. UAS yang cukup menguras tenaga dan otak sudah berhasil dilewati. Tapi hasilnya belum tau, masih kuat2in doa aja. Semoga gak ada yang harus diulang. Aamiin!

Hmmm, kali ini saya gak mau bahas2 UAS deh, mending bahas yang seneng2 aja, hahahaa
Udah lama sebenarnya mau nulis soal teman2 sekelas di semester 7 ini. Sejak kuliah D4 ini saya baru merasakan yang namanya kuliah. Dulu waktu D3 kuliah saya ogah2an, sudah demotivasi duluan karena harus meninggalkan cita2 lama menjadi dokter, ditambah lagi kaget melihat kondisi kampus yang lingkungannya sangat tidak sesuai dengan pemikiran saya. Merasa memiliki pemikiran yang bertolak belakang dengan sebagian besar orang2 di kampus akhirnya menjadi apatis dengan kampus.

Tapi ternyataaa, setelah kenal teman-teman di D4 ini saya jadi tau kalau STAN tidak semonoton yang saya kira dulu. Teman2 di kelas saya cukup asik, enak diajak berteman, kompak dan lucu2, hahahaa.. Saya bisa merasakan pertemanan yang sama seperti ketika SMA dulu. Semuanya berbaur, tidak melihat laki2-perempuan, tua-muda, pintar-kurang pintar, muslim-nonmuslim. Kami semua sudah seperti saudara yang saling mendukung satu sama lain. Ditambah lagi kami memiliki ketua kelas yang sangat suportif. Banyak bantuan yang diberikannya untuk teman2 sekelas, mulai dari meloby dosen sampai mengadakan tentir untuk membantu yang kurang paham dengan mata kuliah tertentu. Dan ketua kelas juga yang sedikit banyak punya andil menyatukan kami sekelas.

Ketika libur lebaran kemarin kami jalan2 ke Green Canyon. Sangat menyenangkan. Di situ semakin terlihat kebersamaan dan kekompakan kami. Kelihatan semua asli2nya seperti apa. Ada yang takut sama arus dan ketinggian, ada yang suka foto aneh2, ada yang suka tidur, ada yang "konser" waktu tidur.. Hahaa.. Yang jelas mereka punya karakter masing2 yang bisa buat saya senyum dan tertawa. Dan saya merasa bersyukur saja punya teman2 yang baik, peduli, dan menyenangkan seperti mereka. Waktu body rafting walaupun saya cewek sendiri, mereka gak cuek dan ninggalin saya, tapi saya justru dibantu dan dijagain biar gak knapa2. Thanks guys :)

Tracking tracking!

Berhubung cewek yg lain sedang hamil, jadilah cewek sendiri yang body rafting. 

Ini nih foto paling lucu. Obsesi jadi patung pancoran, hahaa..

Full team yang berangkat ke Pangandaran.

Setelah terpelanting ke laut berkali-kali main Gladiator
Itulah edan-edannya mereka. Memang yang ikut jalan2 gak semua anak kelas, tapi cukup mewakili sebagian besar anak kelas sih.. Yaaa, semoga kebersamaan ini akan tetap terjaga yaa.. Dan Alhamdulillah semester 8 nanti kelasnya gak diacak, jadi masih bisa terus bersama mereka :) Gak tau knapa waktu tau kelas mau diacak saya ada rasa sedikit sedih, rasanya sayang aja udah deket banget trus harus misah. Hehee..
Oke deh, selamat liburan teman2... Sampai ketemu di Semester 8, dan semoga kita semua masih utuh gak ada kurang 1 orang pun. Malah Insya Allah nambah 1 keluarga baru, anaknya Della nanti..Aamiin..

7 D Khusus 

Together we share

Jumat, 16 Agustus 2013

Lebaran 2013 penuh hikmah

Assalamu'alaikum...
Selamat Idul Fitri 1434 H semuanyaaa....:)  Mohon maaf lahir batin yaa. Semoga amal ibadah kita diterima Allah dan kita masih dipertemukan dengan Ramadhan tahun depan. Aamiin.

Lebaran tahun ini terasa sangat beda buat saya. Kali ini pertama kalinya saya Lebaran tidak di dekat keluarga. Saya di Jakarta dan keluarga semuanya di Pekanbaru. Ada sedikit rasa sedih ketika tau kondisi tidak memungkinkan untuk pulang ke Pekanbaru. Kondisi apa itu? 

Pertama, saya mendapat amanah dari orangtua dan tante untuk membimbing adek sepupu saya yang mau masuk STAN. Tes STAN sekarang beda, selain tes TPA dan TBI ada juga tes Kesehatan, Jasmani, dan Wawancara. Alhamdulillah tes TPA dan TBI kemarin dia lulus, tinggal persiapan tes selanjutnya. Sayangnya untuk hal yang terkait fisik, adek saya ini sangat lemah. Baru lari beberapa meter saja kakinya sudah kram, nafasnya gak kuat. Gmana mau tes lari 12 menit nanti? Disitulah tugas saya untuk melatih fisiknya biar bisa menghadapi tes. Dan yang namanya latihan fisik itu harus bertahap, bertingkat, dan berlanjut. Puasa2 dijabanin deh latihan. Untungnya kemauan dalam dirinya cukup kuat. Dia mau denger dan jalankan semua arahan saya. Jadi sampe kemarin, dia sudah bisa lari 4 keliling lapangan banteng walaupun terkadang harus saya tarik biar dia gak jalan. Hahaaa, kadang kasihan juga lihatnya.. Gak tega. Tapi yang namanya pelatih memang harus keras kalo mau membuahkan hasil.. Itu lah hasilnya, cukup melegakan hati saya.. :) 

Kondisi kedua, sebenarnya klo saya mau pulang juga bisa, karena ternyata tesnya mundur, yang tadinya tanggal 14 ternyata tanggal 21. Tapi, kalau saya pulang tentunya harus menyiapkan tiket untuk kami berdua PP. Beli tiket sudah dekat2 Lebaran tau saja mahalnya gmana, dan saya tidak mungkin membebankan itu ke orangtua saya ataupun tante saya. Dia sudah jadi tanggungjawab saya sejak dititipkan. Untuk membeli 2 tiket itu saya harus merogoh kocek dalam-dalam. Dan memang sudah tidak memungkinkan. Ya sudah, tidak bisa dipaksakan, kita sama2 gak pulang saja ya..

Ada 2 hikmah yang saya tarik dari kondisi itu. Pertama, adek sepupu saya ini jadinya bisa fokus latihan lari hingga akhirnya bisa membuat pencapaian seperti kemarin. Jujur saya sedikit takjub lihatnya, ternyata dia bisa juga! Tinggal ditingkatkan sedikit dia sudah berada di posisi aman untuk lolos. Kedua, saya menjadi tertampar untuk mengatur lagi kondisi keuangan saya. Dan hal yang pertama saya pikirkan adalah mencari tambahan penghasilan. Karena kalau hanya dengan menahan pengeluaran akan sulit mengahadapi kondisi2 mendadak seperti tadi. Pengeluaran saya itu sudah pengeluaran yang pasti semua.. Gpp, itu hikmah menurut saya. Hikmah untuk mendorong saya lebih keras lagi berusaha mencari peluang usaha. Insya Allah konsep sudah di kepala, tinggal kemudahan eksekusinya saja. Semoga Allah bukakan jalan. Aamiin.

Jadi... Terserahlah orang2 mau pikir apa tentang saya yang tidak Lebaran di rumah padahal libur cukup panjang, 3 minggu! Banyak tuh yang berpikir, "kok gak sungkem sama orang tua?", " Kok gak pulang padahal masih single?",  "Gak kangen keluarga ya?". I do miss them so much! But, I have my own business. Saya punya misi untuk membantu adik saya ini. Dan itu pun sudah menjadi amanat dari orangtua saya. Jika dia lolos, akan jadi perubahan besar dalam hidupnya dan keluarganya. Hal itu yang sangat ingin saya capai. Mungkin dengan cara seperti ini saya bisa bermanfaat bagi keluarga saya. Saya pernah membaca ada sebuah kalimat, lupa hadist atau bukan, "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya". Hal itulah yang ingin saya capai, tentunya dimulai dari keluarga sendiri, baru nanti bisa memberi banyak manfaat ke orang lain dengan banyak cara lainnya.

Oke deh, semoga kamu lolos masuk STAN ya dek.. Yakin ada Allah yang melihat segala usaha kita dan akan membantu kita nanti :)

Sabtu, 03 Agustus 2013

Keluarga inspiratif

Akhirnya setelah libur kuliah bisa nulis lagi.. Kemarin2 rasanya sibuk banget mulai dari kuliah, ngejar target2 Ramadhan sampe ngurusin catering sahur. Bisa tidur 3 jam sudah Alhamdulilah, hahaa.. Sekarang udah banyak berkurang kegiatannya, catering udah selesai, kuliah juga libur. Alhamdulillah banyak pelajaran didapat dari hectic nya kemarin2 itu. Yang penting sibuk dan nganggur wajib disyukuri semuanya :)

Ehmm, kali ini saya mau nulis tentang sebuah keluarga yang sebenarnya udah dari lamaa pengen nulis soal keluarga ini tapi gak sempat2. Saya mau nulis soal keluarga senior SMA saya, bang Dedi dan kak Hertin. Keluarga ini keren banget menurut saya, bisa dijadikan panutan bagaimana hidup berkeluarga. Pantengin terus ceritanya yaa..

Bang Dedi dan Kak Hertin sama-sama lulusan SMA TN, bang Dedi angkatan 4, kak Hertin Angkatan 7. Dimana mereka bertemu? Di kampus UI. Kuliah di kampus yang sama, fakultas yang sama, dan sekarang sama2 jadi dosen di UI, sama2 pinter :) Walaupun sama2 pinter, karakter abang dan kakak ini sangat berbeda. Bang Dedi orangnya kalem dan tenang, kak Hertin orangnya supel dan heboh. Tapi ketika introvert dan ekstrovert ini disatukan malah jadi perpaduan yang baguuus, saling melengkapi, suasana dalam keluarga jadi lebih hidup. Satu pelajaran didapat, punya pasangan dengan beda karakter gak masalah, yang penting punya visi hidup yang sama dan sama2 mengerti karakter masing2.

Bicara soal visi hidup, saya lihat visi hidup keluarga ini bagus banget, membangun keluarga berlandaskan agama, mendidik anak yang merupakan amanat dari-Nya menjadi anak yang solehah dan disayang Allah. Keliatan banget dari 2 krucils, Ayasha dan Hafa. Ayasha dan Hafa dididik berlandaskan ajaran agama dari usia dini. Ayasha yang sekarang kelas 3 SD sudah jadi hafidzah yang hafal beberapa Juz Alquran. Subhanallah... Hafa, yang baru masuk SD, sudah hafal surat Ar-rahman di usia 6 tahun. Malu banget saya klo lihat anak2 ini, malu sama diri sendiri yang belum ada apa2nya dibanding mereka. Apalagi Ayasha, anak ini jenius banget! Selain jadi hafidzah, dia juga pinter nulis, dan mulai menulis blog dari usia 5 tahun. Yang ditulis bukan sembarang tulisan, tapi tulisan2 yang penuh inspirasi dan gak akan ada yang menyangka kalau tulisan itu ditulis anak seumurannya. Tulisan2 Ayasha bisa dilihat disini. Luar biasa! 


Ayasha-Hafa baca Alquran di Masjidil Haram


Ayasha dan Hafa sebenarnya memiliki karakter yang sangat bertolak belakang. Ayasha kalem, Hafa heboh! Tapi hebatnya bang Dedi dan Kak Hertin mampu mendidik mereka jadi adek kakak yang akur, saling menyayangi, dan sama2 mau belajar agama. Anak2 ini mau belajar dengan senang hati. Interest mereka soal agama sangat tinggi. Walaupun Hafa cenderung cuek, tapi dia tetap bisa diajak solat berjamaah, ngaji, puasa, ya tetap dengan gaya petakilannya itu pasti. Hahaaa, lucu banget klo dilihat.. Bayangkan diumur 5 tahun anak2 ini sudah bisa puasa Ramadhan Full! Butuh skill khusus dari orangtua untuk bisa mengajarkan anaknya puasa. Pelajaran yang didapat, sebagai orangtua harus paham karakter masing-masing anak. Beda karakter, beda cara mendidiknya, yang terpenting bagaimana tujuan mendidik bisa dicapai tapi tidak membuat mereka tertekan.

Ayasha-Hafa berkebun

Cuman Hafa yang bisa punya gaya begini, hahaa..

Semangat berkunjung ke Baitullah..

Banyak lagi sebenarnya inspirasi2 yang saya dapat dari keluarga ini. Yang jelas semakin mengenal keluarga ini semakin membuka mata saya soal kehidupan. Ingin rasanya punya anak2 seperti Ayasha-Hafa, sangat menyenangkan dan menenangkan hati. Semoga bisa bertemu partner yang memiliki visi yang sama. Tidak harus seperti bang Dedi dan kak Hertin, karena saya tau kualitas iman saya saat ini gak seberapa dibanding mereka. Tapi paling tidak bisa menemukan partner yang satu frekuensi dan sama2 mau berusaha mewujudkan keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah. Aamiin.

"Kita tidak bisa memilih di keluarga seperti apa kita dilahirkan, tapi kita bisa bentuk di keluarga seperti apa anak kita dilahirkan"

Kamis, 11 Juli 2013

Profit di bulan Ramadhan 100% untuk sedekah

Alhamdulillah...
Segala puji bagi Allah yang masih mempertemukan saya sama bulan Ramadhan tahun ini. Bulan dimana Allah menjamu hamba-hambaNya dengan berkah berlimpah, bulan dimana segala dosa-dosa kita akan dihapuskan. Subhanallah...

Melihat begitu banyaknya berkah yang akan Allah berikan siapa yang gak ngiler coba? Saya sih ngiler bangeettt.. Pengen dapet berkah sebanyak-banyaknya dari Allah. Tapi klo di bulan Ramadhan cman puasa nahan lapar doank kynya masih kurang, harus melakukan sesuatu yang lebih yang tidak biasa dilakukan di 11 bulan sebelumnya. Salah satunya yang paling gampang ya dengan sedekah berlebih. Saya pernah baca di akun twitter @teladanrasul bahwa nabi Muhammad SAW meningkatkan kedermawanannya selama bulan Ramadhan secara khusus karena banyak faidah yang didapat, diantaranya:
  1. Bertepatan dengan waktu yang mulia dimana amalan dilipatgandakan pahalanya
  2. Membantu orang-orang yang berpuasa, sholat malam, dan berdzikir dalam ketaatan mereka akan membuat orang yang membantu itu mendapatan pahala seperti orang-orang yang dibantu
  3. Allah sangat dermawan kepada hamba-hambaNya di bulan Ramadhan dengan memberikan rahmat, ampunan, dan kemerdekaan dari api neraka
  4. Menggabungkan puasa dan sedekah adalah sebab yang memasukkan ke dalam surga, sebagaimana dalam hadits Ali Radliyallahu'anhu.
  5. Menggabungkan antara puasa dan sedekah dapat memberikan kekuatan yang lebih untuk menghapus dosa dan menjauhi api neraka
  6. Orang puasa tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, maka sedekah dapat menutupi kekurangan dan kesalahan tersebut.

Nah, jauh sebelum masuk bulan Ramadhan saya sudah sempat mikir2, mau ngapain ya tahun ini? Melihat tabungan yang sangat tipis setelah mulai kuliah ini rasa2nya kok agak sulit bisa melakukan banyak hal seperti tahun lalu. Mana belum tentu dapet THR dari kantor juga, soalnya kan statusnya kuliah. Sedih rasanya. Saya gak mau Ramadhan tahun ini jadi lebih sedikit berbaginya dibanding tahun lalu..:( Saya pengen dapat berkah dari Allah lagi sama seperti setelah Ramadhan tahun lalu begitu banyak hal positif terjadi dalam hidup saya dan menjadi awal kebangkitan diri saya. Jadi rasanya ketagihan gtu mau dapat berkah dari Allah, hehee..

Ternyata masalah yang saya pikirkan itu terjawab. Berawal dari seorang teman sekelas yang tiba2 minta catering sahur sama saya, soalnya klo mau cari makan sahur katanya sulit dan laki-laki kan biasanya mau yang praktis2 aja, males masak2 sendiri gak kaya' perempuan masih mau masak yang simple2 ntah itu mie instan atau nugget sosis digoreng. Kasihan juga sih.. Setelah percakapan itu saya langsung berpikir, apa ini jawaban dari Allah? Apa ini cara Allah memberi rezeki kepada saya dengan mengharuskan usaha yang lebih dari saya tentunya, bukan cuma berharap dari gaji dan THR. Ide untuk bikin catering sahur ini bagus banget. Disatu sisi saya bisa membantu teman yang mau berpuasa tapi kesulitan mencari sahur, disisi lain melatih kemampuan memasak saya dan kemampuan mengelola bisnis makanan. Wew! Multiplier effect!

Akhirnya saya coba survey pasar, saya tanyakan teman-teman sekelas saya yang lain apakah ada yang berminat catering sahur. Ternyata lumayan! Dan rencana saya klo misalnya sudah ada 4 orang saya langsung buka cateringnya. Karena klo masak cman sedikit dapat capeknya doank. Dan dapatlah 4 pelanggan tetap. Langsung saya eksekusi beli macam-macam barang kebutuhan, alat2 masak dari apartemen langsung saya bawa ke kost2an, dengan perjuangan lagi tentunya, soalnya gak ada mobil, jadinya bolak balik 2 kali. Capek, tapi excited banget! Sepanjang hari kerjaan saya mikirin apa2 aja yang harus dikerjain dan bagaimana cara saya ngatur semua kerjaan biar beres. Sampe mau tidur pun saya masih mikirin catering, hahaa...Mungkin ini yang di bilang passion. Dan memang klo mau mulai berbisnis itu mulailah dari passion kita apa, otomatis gak ada rasa capek dan semangat teruuuss.

Alhamdulillah, tadi pagi sudah jalan catering pertama. Responnya positif sih, semoga bisa begitu seterusnya, senang rasanya bisa membantu teman yang kesulitan. Semoga mereka bisa cocok terus sama masakan saya, soalnya kebanyakan mereka orang Jawa yang gak doyan pedas2, beda banget sama saya. Jadinya butuh strategi biar bisa menyesuaikan selera pelanggan. Ceileee..:P Dan tentunya semoga saya bisa mengelola keuangannya dengan benar biar cash flow nya gak defisit, dan profitnya lumayan. Insya Allah profitnya nanti akan saya sedekahkan sepenuhnya, sesuai rencana awal. Sekarang sih masih belum keliatan, masih banyak fixed cost dan semivariable cost yang dikeluarkan, belum sebanding sama penjualan yang didapat. Aakk! Can't wait for that moment. Yaa klo misalnya ternyata gak ada profit paling nggak saya sudah membantu teman yang kesulitan. Nothing to lose..:)  Semoga Allah senantiasa membimbing langkah saya. Aamiin. Chiayoo!!

Selasa, 09 Juli 2013

UTS pertama, pemanasan dulu..

Akhirnya selesai juga UTS pertama di D4 ini... Beraatttt...
Ntah lah, apa otak saya yang udah soak, apa kaget udah lama gak belajar, apa memang belajarnya yang belum bener...
Yang jelas UTS kemaren rasanya bener2 jauh dari kata siap. Dan lagi-lagi penyesalan adanya di belakang.
Ehm, coba saya review deh satu-satu gmana UTS kemaren...

  • Akuntansi Keuangan Menengah. Ujian pertama langsung dibuka dengan Inter itu rasanya pedaasss.. Kelar ujian langsung nangis gara-gara gak bisaa. Parah! Kelamaan ngerjain essay yang gak balance2, pilihan ganda jadi asal2an. Kayaknya soal essaynya itu salah, ky soal hasil copy paste jadi ada data-data yang gak pas. Dan ketika itu langsung sadar, saya kurang latihan, kurang kuasai materi, jadinya malah dipermainkan sama soal. Tadinya udah bener malah diganti karena gak yakin. Hufft..
  • Sistem Informasi Akuntansi. Ketika siangnya stress gara-gara gagal Inter, langsung tobat belajar benar-benar buat SIA. Hasilnya pas ujian lumayan gak gagal, tapi tetep saya paling gak bisa bikin flowchart. 
  • Manajemen Strategis. Pelajaran menstra ini saya suka banget sebenarnya. Soalnya terkait bisnis. Tapi sayang pas UTS malah tragis. Gara-gara over excited  karena open book jadinya gak baca soal. Dari 2 soal kasus ternyata cuma disuruh pilih 1 kasus! Saya malah mau ngerjain semua, baru tau pas ada dosen yang masuk ke kelas, dan itu waktu udah jalan hampir 2 jam dan masih berkutat di soal nomor 1. Tragisnya lagi soal nomor  1 yang dikerjain itu yg paling gak dikuasai. Jadinya harus ngerjain soal nomor 2 tapi udah gak mood, stress, waktu tinggal dikit. 
  • Manajemen Keuangan Pemerintah. Ini pelajaran lumayan melegakan, soalnya isinya apa yang dipelajari dulu waktu kuliah D3 Anggaran. Gak jauh2 dari APBN, dan jawabannya bisa dikembangin sesuai praktek yang dilihat. Untungnya sebelum ujian sempat kumpul2 sama anak2 kelas bahas apa aja yang diomongin dosen di pertemuan terakhir, dan itu masuk soal ternyata!
  • Seminar Pemberantasan Korupsi. Ujian kali ini open book juga. Lumayan lah bisa ngarang2 dikit. Tapi pas mau ngumpulan kertas langsung miris lihat tulisan saya yang ky cakar ayam! Hahahaa.. Ini dosennya mau baca apa nggak ya..
  • Akuntansi Biaya. Cost ini pelajaran yang saya suka juga sebenarnya. Soalnya hitung-hitungan dan terkait bisnis juga. Jadi ngebayangin gmana klo nanti punya pabrik sendiri. Tapi ya itu.. Suka bukan berarti bisa saat ujian. Pilihan ganda lumayan, essay berantakaann.. Sama ky inter, saya kurang latihan soal-soal.
  • Manajemen Keuangan. Kata-kata anak kelas sih save the best for the last. Tapi kok ya nggak bisaaa.. Kacau juga ini ujian Mankeu. Ada hal-hal yang gak begitu dikuasai, jadi ngerjainnya ngasaall.. Bayangin aja ngerjain soal hitungan ngarangnya gmana coba, hahaaa.. Ada 1 soal yang bisa, eh, masalahnya malah di tabel present value yang dikasi gak lengkap, jadi mesti hitung sendiri. Gebleknya saya malah gak ngerti pake kalkulator science. Gak ngerti gmana caranya nyari akar pangkat 5 pake kalkulator. Hahahaaa... Yasudahlah..
Miris banget lihat evaluasinya kok UTS saya kacau bangeeettt! Parah parah parah! Ntah gmana hasilnya nanti tu. Ehm... Habis ini harus diperbaiki nih klo gak mau DO. Oke, apa aja yang harus diperbaiki?
  1. Gak boleh belajar SKS! Kuasai materi sebelum ujian, pahami materi setiap hari, latihan2 soal. Jadi waktu mau ujian tinggal ngulang dan gak gampang lupa.
  2. Harus bisa ngatur waktu belajar. Walaupun banya hal yang harus dikerjakan tetap harus sempetin belajar. Masih single ini, malu sama ibu-ibu yang bisa belajar sambil ngurus anak suami!
  3. Klo ujian baca petunjuk soal dulu!
  4. Belajar nulis yang rapih, biar dosennya seneng, kali dikasi nilai lebih. Haha..*ngareepp
  5. Sering-sering diskusi sama teman yang lebih paham
  6. Sebelum ujian cari tau kisi2 materi dan soal ujian
  7. Harus bisa bikin prioritas bab berapa yang dipelajari. Gak mungkin bisa kuasai semua bab klo bahannya banyak.
Okey, semoga semua bisa diperbaiki nanti waktu UAS.
Sekarang sudah lupakan saja UTS itu.
Yang penting sekarang udah masuk bulan Ramadhan... Yeay! Alhamdulillah masih dipertemukan. Semoga saya bisa mengambil berkah sebesar-besarnya di bulan ini. Semoga ada banyak peningkatan dalam hal keimanan dan ketakwaan pada Allah. Makin mencintai dan dicintai Allah. Aamiin..
Marhaban yaa Ramadhan..:)

Selasa, 25 Juni 2013

Pria memilih, perempuan dipilih.

Ehmm, rasanya otak saya lagi pengen berbicara tentang hal yang gak jauh-jauh dari pembicaraan orang-orang seusia saya. Usia dimana sudah waktunya memikirkan untuk mencari pasangan hidup yang tepat, usia dimana seharusnya sudah tidak ada lagi yang namanya cinta monyet ala anak-anak sekolahan.

Jadi begini, ada beberapa poin penting yang harus dicamkan menurut saya,

  • Pria memilih, perempuan dipilih, tapi ujung-ujungnya perempuan juga yang menentukan. 
  • Memang rasanya agak aneh jika berpikir bahwa pria memilih dan perempuan itu dipilih, apalagi jika perempuan sebetulnya yang menentukan. 
  • Pria bisa memilih perempuan mana yg disukainya untuk diajak berkenalan dan mengenal lebih dalam. Banyak cara dan alasan. 
  • Sementara perempuan, meski dianggap dipilih namun selalu menjadi penentu. Mau atau tidak, perempuan yang bisa ambil sikap. 

Nah, dari poin-poin itu saya berkesimpulan, pria memang bebas memilih siapa perempuan yang ingin didekatinya, tapi fokuslah pada satu perempuan, jika gagal atau tidak cocok, baru cari yang lain. Jangan menyiksa diri menunggu perempuan yang jelas-jelas tidak mau atau tidak bisa memberi kepastian. You are the chooser! There are many fish in the sea! Disisi lain, jangan pula begitu cepat memberi harapan pada perempuan yang tidak begitu disukai. Karena jika perempuan sudah disentuh hatinya, entah itu hanya karena perhatian-perhatian kecil saja, kebanyakan akan sulit melupakan. Intinya sih jangan terlalu banyak mengumbar janji pada perempuan jika masih belum yakin untuk menikahi. Dan fokuslah hanya pada 1 perempuan, jika gagal, baru cari lagi. Kalau kata dosen Manajemen Strategi saya, jika kita fokus pada 1 hal, otomatis energi kita akan maksimal tercurah kesana dan kemungkinan mendapatkan apa yang diinginkan akan lebih besar. Okey, itu resep strategi untuk pria :D


Sementara perempuan, sebagai yang dipilih bisa jadi ada banyak pria yang memilih untuk mendekatinya, tapi sekali lagi, keputusan ada pada perempuan. Perempuan lah yang ujung-ujungnya menentukan pria mana yang dia inginkan dan menentukan ingin seperti apa dia diperlakukan. Ingin dipacari kah, atau dinikahi? Tapi ingat! Nilailah pria secara rasional, jangan hanya terpana karena ketampanan dan sikap baiknya, karena itu semua bisa saja hilang suatu saat nanti. Lihatlah akhlak, ketulusan hati dan agamanya, itu yang akan menolong perempuan nantinya baik di dunia maupun di akhirat. Nah, sama halnya seperti pria, perempuan juga sebaiknya jangan memberi harapan pada pria yang jelas tidak disukai. Jangan sampai hanya karena tidak ingin kehilangan “fans”, perempuan memanfaatkan kondisi lemah pria yang tergila-gila dengannya. Tegas lah! Itu akan lebih baik. Sebaliknya, perempuan juga tidak boleh terlalu berharap pada pria yang disenangi tapi blum bisa memberi kejelasan akan membawa hubungan ke arah mana. Hal ini yang banyak terjadi, perempuan sudah memberikan sepenuh hatinya untuk pria yang ternyata masih memposisikan perempuan itu sebagai salah satu pilihan BUKAN yang terpilih. Tidak menutup kemungkinan buat yang pacaran lho, karena walaupun sudah berstatus pacar, belum tentu sang pria akan menikahi sang perempuan. Masih banyak peluang pria untuk mencari PILIHAN lain untuk dinikahi. Nah, makanya untuk perempuan, jangan sampai terlalu dalam melibatkan hati apalagi sampai memberi kehormatan pada pria yang masih belum jelas arahnya kemana.


Ehmmm, ribet banget ya keliatannya? Tapi itulah kenyataan yang saya lihat dari pengalaman pribadi dan orang-orang disekitar saya. Saya menyimpulkan hal-hal tadi melihat “human tendency” dan menyambungkannya dengan hal-hal seharusnya yang diajarkan dalam agama. Pinter-pinterlah menjaga hati. Seandainya semua orang tau bagaimana me”manage” hati, pasti gak ada tuh kata GALAU dalam kamus hidupnya. Satu hal yang harus diingat, jika Allah menghendaki dua insan untuk bersatu, Dia tidak akan menggerakkan hati hanya salah satunya saja. Dia pasti akan membukakan jalan selebar-lebarnya. Yakinlah cinta sejati itu pasti ada, tentunya cinta yang diRidhoi Allah, bukan cinta yang didasarkan nafsu belaka.