Minggu, 31 Juli 2011

Arti Sebuah Kegagalan

Sedih, kesal, kecewa, semua campur aduk rasanya ketika tahu adikku gagal masuk Akmil di akhir tesnya.
Tak ada yang menyangka bisa seperti itu hasilnya. Seluruh keluarga sudah berharap banyak atas keberhasilan adikku. Kami sudah merasa senang di malam sebelum pengumuman ketika tahu adikku masuk urutan 100 besar dan 99% dinyatakan akan lolos. Ya, 1% itu adalah kehendak Allah. Dan kehendak Allah memang beda, keesokan paginya diumumkan adikku tidak lolos.

Air mata ini tak bisa ditahan lagi, tak peduli lah aku sedang berada di kantor saat itu. Dan aku tau disana, papa dan adikku pasti juga merasa sedih, dan di sisi lain, mama dan kakakku di rumah juga pasti sedih. Kami sekeluarga bersedih.
Ini benar-benar cobaan yang berat buat keluargaku.
Aku tahu Papa dan adikku sama2 sudah berjuang keras. Papaku yang selalu membimbing adikku, bolak-balik kesana kemari sampai meninggalkan pekerjaannya untuk mengurus adikku, aku tahu papaku capek lahir batin.Lalu adikku, dia  sudah mempersiapkan dirinya selama 2 tahun untuk bisa mencapai impiannya itu.
Tapi ternyata penantian 2 tahun itu tidak cukup. Keliatannya kami diminta untuk lebih bersabar lagi.

Kadang kalo aku mengingat bagaimana perjalanan adikku selama ini, aku jadi sedih dan kasihan. Kegagalan yang dia alami selama ini karena alasan2 yang sangat ironis menurutku. Tapi aku salut sama adikku. Dia benar-benar lelaki yang kuat. Kegagalan demi kegagalan yang dia hadapi selama ini semakin membentuk dia menjadi pribadi yang kuat. Aku melihat mentalnya semakin bagus dari hari ke hari. Hingga disaat pengumuman kegagalannya kemarin, hanya dia yang tidak menangis. Dia masih tetap berdiri kokoh diantara teman2 seperjuangannya yang juga gagal dan menangis meraung2. Kakak bangga dek!

"Kegagalan bukanlah alasan kita untuk tidak yakin akan kekuasaan Allah, tapi kegagalan itu justru makin membuat kita yakin akan kekuasaan-Nya yang mempunyai rencana yang lebih hebat dan lebih baik."

Tetap semangat dek, kakak akan selalu mendukungmu untuk mencapai apa yang kamu impikan.
I love you..

Minggu, 05 Juni 2011

Surat untuk Sahabatku di Surga

Jumat, 3 Juni 2011, tanganku bergetar ketika membaca sebuah SMS yang berisikan berita duka kepergian sahabat baikku sejak SMA, Jayanti Purnasiwi. Kakiku lemas, serasa ingin jatuh, tapi aku harus menahannya karena saat itu aku sedang berada di tempat umum.

Aku benar-benar kaget dan tak tau harus berkata apa. Aku masih ingat baru-baru ini Jhe bilang kalo dia mau main ke Jakarta di bulan Juni. Aku senang sekali saat itu, karena akhirnya aku bisa bertemu lagi dengannya setelah beberapa bulan tak bertemu. Namun ternyata, di awal Juni, Allah telah memanggilnya, kita memang hanya bisa berencana,  dan pada akhirnya Dia-lah yang menentukan.

Jhe, kamu adalah sahabat yang benar-benar telah menginspirasiku sejak dulu. Kamu telah memberi banyak perubahan dan warna dalam hidupku. Banyak hal-hal baru yang kudapat sejak mengenalmu.

Waktu kelas 1 SMA, aku liburan ke Solo, kita main berempat bersama Jures dan Tina. Saat itu adalah pertama kalinya aku menjadi Revie yang nekat. Revie yang sejak kecil jadi anak rumahan dan sulit kemana2, saat itu pertama kalinya merasakan naik kereta. Kita naik kereta Pramex Solo-Jogja. Kita jalan-jalan di Jogja sampai kaya’ gembel, dan aku sangat senang dengan kebebasan bersama kalian saat itu Jhe.

Aku yang baru mulai mengenal karate saat SMA, kamu bimbing dan ajarkan hingga akhirnya aku bisa mencapai sabuk biru seperti kamu. Aku tak akan pernah bisa melupakan saat-saat kita latihan Karate bersama dengan anak-anak Paskara (Pasukan Karate Taruna Nusantara).  Saat kita berjuang bersama mendapatkan jaket dari abang jaket kita masing-masing. Aku inget banget, sehabis aku di MK (Mental Kejuangan) sama bang Diman, aku merengek kecapean dan kamu pun mijitin tanganku dengan tanganmu yang kuat itu.

Selain jago Atletik, ternyata kamu juga punya bakat bermain Volley. Dan akhirnya kita bisa bareng di Tim Voltar (Voli Taruna Nusantara). Kita selalu dipasangkan latihan berdua, karena kita sama-sama disiapkan untuk jadi Tosser. Walaupun kamu baru waktu itu, tapi kemauanmu begitu kuat untuk berlatih, dan badanmu yang lincah benar-benar menjadi asset buat tim kita waktu itu. Kamu hebat Jhe!

Ketika kelas 2, kita sekelas di kelas 2-6 (Sedna). Begitu banyak kenangan-kenangan lucu bersama teman-teman di Sedna. Dan ketika itu, aku yang dulunya pendiam, mulai berubah menjadi ceria dan rame dengan teman-teman di kelas. Darimana lagi keceriaan itu aku dapatkan kalo bukan karena aku nempel terus dengan kamu Jhe. Saat di kelas 2, kamu juga yang mengajarkan aku soal Cinta. Kamu yang menyadarkan aku bahwa aku tidak boleh jutek dan cuek terhadap cowok yang mendekatiku hingga akhirnya aku pacaran untuk pertama kalinya saat itu. Dan kamu, begitu setianya membantuku hingga mau menjadi ‘obat nyamuk’ setiap aku ingin bertemu dengan pacarku sebagai kamuflase karena waktu SMA kita dilarang berpacaran.



Jika sudah dekat waktu ujian, kita udah sibuk belajar bareng di graha. Kita belajar bersama di ruang belajar Kenanga 1. Klo belajar kita pasti sedia banyak cemilan. Karena dasar aku doyan makan, cemilan-cemilan itu pasti habis duluan sebelum belajar kita selesai. Hingga akhirnya kamu ngumpetin cemilan itu dan aku baru boleh makan setiap kita selesai satu bab.

Kadang klo kita bosen belajar di graha, kita pergi ke mesjid di waktu ashar, dan belajar di mesjid hingga waktu magrib dan jam makan malam tiba. Saat itu, cman kita berdua siswa putri yang belajar dan solat di mesjid, sampai-sampai kita dapet kiriman sekotak coklat Ferrero Rocher dari abang tak dikenal lengkap dengan sepucuk surat yang di dalamnya nyebut kita Ukhti Solehah. Aku tak akan pernah lupa masa-masa belajar bersama itu Jhe.

Klo makan di ruang makan, kita pasti duduk semeja, kadang kita berempat bareng Jures dan Tita. Kebersamaan kita di ruang makan pun sulit buat aku lupakan Jhe. Kamu sama Jures yang gak suka sambel, pasti aku minta sambelnya. Kadang kalo kamu gak makan kerupuk, pasti udah aku ambil juga. Sampe-sampe kalian sering ngeledekin aku bilang gni: “gmana mau kurus klo makannya 2 ayam sama 3 kerupuk? hahaha”.



Hingga kita lulus SMA, begitu banyak hal-hal baru dalam hidupku dan sedikit banyak semua itu berpengaruh sekali buat hidupku. Kebersamaan denganmu benar-benar menjadi kenangan manis dan tak terlupakan buatku Jhe.

Lalu, ketika kita sudah mulai kuliah, kamu di Undip, aku di STAN. Kita mulai sibuk dengan teman baru dan kegiatan masing-masing. Namun kamu masih tetap saja menjadi inspirasi dan motivator buatku.

Desember 2008, waktu itu aku datang Praspa pacarku yang baru lulus Akpol. Aku sendirian dan bingung harus gmana. Tapi kamu membantuku dan menenangkanku. Kamu mengajariku bagaimana caranya naik bis dari Magelang ke Semarang. Kamu sempatkan waktumu untuk ngurus aku yang gak ngerti apa-apa di Semarang. Kamu antarkan aku ke Akpol untuk datang acara malam penempatan lulusan Akpol. Dan banyak lagi hal-hal lain yang kamu berikan untuk membantuku.

Kemudian tak lama setelah saat itu, giliran kamu yang ke Jakarta. Waktu itu kamu mau bertemu dengan pacarmu yang juga temanku. Kamu menginap di kostku dan aku merasakan kebahagiaan dari cerita-ceritamu. Aku ikut bahagia, karena saat itu kamu sudah mulai bisa bangkit dari kesedihan cinta lamamu.

November 2009, setelah aku wisuda, aku ingin sekali jalan-jalan jauh, karena aku sudah punya alasan untuk minta izin ke orang tuaku, aku sudah lulus kuliah. Dan kebetulan saat itu bertepatan dengan hari pernikahan teman kita Jures. Aku memutuskan untuk jalan-jalan ke tempatmu. Setelah kita ke nikahan Jures, aku ikut pulang ke rumahmu. Lalu besoknya kita berangkat ke Semarang bersama abangmu.




Di Semarang, banyak hal-hal baru lagi yang kudapat bersamamu. Kamu ngajakin aku ikut kuliah, kenalan dengan teman-teman kuliahmu. Kamu ajak aku lihat latihan dan pertandingan basketmu. Dan aku benar-benar takjub saat itu melihat kelincahanmu membawa bola basket, berarti tambah lagi satu olahraga yang kamu geluti. Kamu memang multi talent Jhe. Lalu,  dengan motormu dan badanmu yang kecil kamu boncengi aku, yang badannya lebih besar darimu. Kita muter-muter Semarang. Jalanan Semarang yang naik turun bisa kamu lewati dengan lancar. Aku salut dengan ketangguhanmu membawa motor.

Banyak lagi hal-hal lain yang jika kuceritakan semua, mungkin bisa jadi satu buku dan membuatku berlinang air mata mengingatnya. 
Aku kagum dengan ketangguhanmu, kemauanmu yang kuat, keceriaanmu, celotehanmu yang bisa memecah suasana dan keikhlasanmu membantu teman. Kamu adalah satu paket sahabat yang baik buatku. 

Banyak hal yang aku dapat darimu dan mungkin tak banyak yang bisa kuberikan untukmu. Satu hal yang paling kusesali adalah, aku hanya sempat mengunjungimu sekali sejak kamu sakit. Ketika reuni akbar bulan Juli 2010, kamu tidak bisa datang karena sakit, dan aku menyempatkan main ke rumahmu untuk mengunjungimu. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa ternyata saat itu menjadi saat terakhir aku bertemu denganmu Jhe. Aku menyesal selalu menunda-nunda rencanaku ke Solo hanya karena sibuk atau karena tidak ada barengannya kesana. Aku berencana mau ngambil cuti pertengahan Juni karena kebetulan bang Ipul sedang ada tugas di Jawa dan bisa nemanin aku ke Solo. Tapi itu semua gagal, kamu lebih dulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Aku hanya bisa menyesal dan menangis, menangisi kebodohanku.

Maafkan aku Jhe, aku blum bisa menjadi sahabat yang baik buatmu. Tapi kamu, kamu sungguh sudah menjadi sahabat yang baik buatku yang tak akan pernah terlupakan. 
Hingga setelah kepergianmu pun, kamu masih tetap menjadi motivatorku. Aku yang tidak pernah berani naik kereta selain executive sendirian, kmrn benar-benar nekat berangkat ke Solo sendirian tanpa perencanaan dan benar-benar tidak tahu tentang Solo. Aku tidak mau “takut pergi sendirian” menjadi alasanku lagi untuk tidak ke Solo mendoakanmu di makammu. Balik ke Jakarta lagi pun menjadi pengalaman baru bagiku. Aku yang tidak pernah naik bis luar kota, kemarin terpaksa harus naik bis ke Jakarta karena hanya itu satu-satunya tiket yang ada. 
Keberanianku itu semua muncul karena kamu yang jadi motivasiku Jhe. Kamu begitu pemberani, kuat, tegar, dan tidak pernah putus asa. Kamu patut menjadi teladan semua orang yang lemah. 

Dan tulisan ini pun aku berikan untukmu. Lihat, aku sekarang sudah bisa nulis di blog Jhe. Kamu dan Jures yang dulu selalu ngejekin aku bilang klo aku orang paling gak kreatif sedunia. Kalian berdua sangat kreatif beda banget sama aku. Tapi itu malah jadi motivasi aku untuk belajar dari kalian agar lebih kreatif dan gak tergantung sama kalian lagi. Inilah aku, sahabat yang banyak belajar darimu soal kehidupan.
Selamat jalan Jhe…
Semoga Allah memberikan tempat terbaik di sisi-Nya untukmu. Amin.


Rabu, 25 Mei 2011

Teriakan Suara Hati

Di dalam ruangan sebesar ini, dengan sekitar 19 orang penghuni, aku hanya bisa diam tanpa suara.
Aku sedih.
Hatiku sakit.
Aku sering merasakan hal itu disini.
Aku sering ingin menangis, tapi kutahan.
Dan sekarang puncaknya, aku tak bisa menahan tangisku.
Aku tak kuat diperlakukan seperti ini.
Mereka pasti melihat mataku bengkak. Masa bodo!
Mereka pasti membicarakanku. Aku tak peduli!
Tak ada satu pun dari mereka yang tahu bagaimana perasaanku.
Aku ingin teriak! Teriak sekencang-kencangnya!
Aku ingin melepas semua pikiran dan masalah ini. Tapi sulit.
Apa yang harus kulakukan?
Aku ingin sekali pergi dari tempat ini. Tapi tak bisa.
Allah, tolonglah hamba-Mu ini..
Hanya Engkau yang tahu masalah dan perasaanku.
Berilah hamba jalan yang terbaik.
Amin.

Selasa, 24 Mei 2011

Sssttt....! Mulutmu harimaumu..!

Pasti kita sering banget deh denger pepatah itu.
Yak! Itu adalah pepatah dari jaman baheula yang intinya bermakna bahwa kita harus hati-hati dalam berbicara.
Hmmm, gw sekarang lagi menghayati pepatah itu.
Banyak orang yang tau maknanya tapi gak bisa benar2 meng-implementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk gw tentunya, haha..


Tapi sekarang gw sedang berusaha untuk benar-benar menjaga omongan gw. Gw gak mau ngomong sembarangan lagi. Gw gak mau ngomongin kejelekan orang lain lagi. Gw sadar sedikit banyak gw pasti pernah seperti itu.


Ada angin apa sih, kok gw tiba2 jadi sok baik gini?
Jadi gini, bermacam-macam orang yang sudah gw temui hingga umur gw 20 sekian ini. Dan gw perhatiin ada banyak macam gaya berbicara, hal-hal apa yang sering diomongin, bagaimana nada suaranya, dan bagaimana ekspresinya. Semua berbeda-beda. Ya setiap orang punya ciri khas masing-masing. Dan sebagai lawan bicara sebaiknya kita bisa mengerti itu. Tapi menurut gw pepatah "Mulutmu Harimaumu" ini tetap harus dipegang teguh.


Gw punya pengalaman yang benar-benar bikin mata gw terbuka soal masalah ini. 
Gw berteman dengan seseorang anggap saja si A. Si A ini bisa dibilang orangnya cerewet banget, gak bisa diem, dan klo ngomong nadanya cenderung tinggi dan terkadang provokatif (menurut gw lho yaa..). Ya gw masih bisa mengerti itu. Mungkin memang sudah kebiasaannya dari kecil seperti itu.


Tapi setelah beberapa lama gw berteman dekat dengan dia, gw ngerasa ky gak bermutu aja hari-hari gw selama dengan dia. Hari-hari diisi dengan obrolan yang gak bernilai.  Gak bernilai  disini maksud gw ya yang diomongin kebanyakan soal diri dia, seeeemuuuaa dari A-Z, dan kebanyakan cenderung membangga-banggakan dirinya sendiri. Lalu klo gak ngomongin dirinya, ya ngomongin orang. Hampir semua orang yang sama-sama kami kenal diomongin sama dia, dan kebanyakan ngomongin kejelekan orang itu. Tiap kali ada sesuatu hal yang berhubungan dengan seseorang, pasti langsung comment, dan comment yang diberikan provokatif yang menurut gw bisa makin memperkeruh suasana. Klo sedang ngobrol rame-rame, selalu mendominasi dan gak mau dengerin orang lain trus ujung-ujungnya jadi ngomongin dirinya sendiri. Cape dehhh..!! Gw juga sering lihat dia berdebat ngotot-ngototan sama temen gw yang lain gak brenti-brenti sampe dia merasa menang. Huuftt, gw sebagai temannya jadi malu..


Gw sampe geleng-geleng kepala lihat prilakunya itu. Baru kali ini gw nemuin orang yang sikapnya kaya gni. Bener-bener gak sadar sama kebiasaan buruknya itu. Awal-awal gw dengerin semua yang dia omongin, dan kadang gw terbawa sama omongannya itu, sampe-sampe pandangan gw terhadap orang yang sedang dia omongin jadi ikut-ikutan negatif. Padahal kenyataannya orang yang diomongin itu gak seburuk itu. Gw nyesel banget waktu itu. Tapi gw herannya, orang-orang yang dia omongin dibelakang bareng gw itu, ternyata masih dibaik-baikin sama dia. Seolah-olah mereka temenan baik deh. Gw kan jadi heran.. Kok ada temen yang tega jelek-jelekin temennya sendiri??


Akhirnya setelah begitu banyak hal-hal negatif yang gw dapet dari dia, gw langsung pelan-pelan menarik diri dari dia. Gw gak mau terlalu dekat dengan dia, karena dia benar-benar sudah membawa banyak hal buruk dan merugikan dalam hidup gw. Gw sadar, lebih baik gw tentuin sikap gw sendiri terhadap seseorang daripada dengerin omongan dia. Gw memang sudah salah selama ini setia dengerin celotehannya yang gak mutu. 


Lalu setelah beberapa lama kami tidak ngobrol dengan intens dan gw hanya bicara seadanya aja klo ada hal-hal yang penting, gw tiba-tiba sering mendapati dia sedang ngomong bisik-bisik dengan orang lain dan ketika gw datang, langsung diem. Awal-awal gw biasa aja, bodo amat. Tapi lama-lama temen gw yang lain juga sering ngedapetin dia sedang ngomongin gw dibelakang. What?? Akhirnya, gw diomongin juga sama dia. Hahahaha... 
Sebel, pasti. Sakit hati, pasti. Karena gw tau yang dia omongin itu pasti yang bagus versi dia, dan pasti memojok-mojokkan gw. Gw tau banget gimana dia klo udah ngomongin orang. Huufftt...


Suatu ketika gw merenungi hal ini. Dan saat itulah gw sadar, bahwa pepatah tadi benar. 
Jika tidak ingin diomongin orang lain, ya jangan ngomongin orang lain. Klo tidak ingin dijauhi orang lain, ya bertutur kata lah dengan baik. 
Dari pengalaman berteman dengan si A gw dapat banyak pelajaran itu. Dan gw sekarang bertekad gak akan mau menjadi orang seperti si A. Amit amiiitttt dehhh..! 
Gw berusaha menjaga tutur kata gw. Gw berusaha bisa menjadi pendengar yang baik. Gw berusaha gak ngomongin kejelekan orang lain. Yaaa, klo misalnya pengen curhat ya gak berlebihan aja. Gw berusaha untuk tidak memberi comment yang provokatif klo temen gw lagi ngomongin orang lain. Pokoknya gw sedang benar-benar berusaha menjaga mulut gw deh..
Yang bisa menilai sikap gw bukan diri gw sendiri, tapi orang-orang yang berhadapan dengan gw.
Gw gak tau penilaian mereka terhadap gw gmana, yang jelas gw berusaha untuk menjaga sikap gw.Yap! Gw sedang berusaha dan akan terus berusaha untuk menjadi lebih baik.
Mari kita ambil  hal positif dari cerita gw tadi..
Mulutmu harimaumu.
Aauuummm...!!!

Senin, 23 Mei 2011

Titik terang dari semua masalah ini

"Gw harus pindah kantor!" 
Hal itu yang selalu ada di benak gw selama berbulan2. Gw ngerasa gerah dengan kondisi kantor ini, banyak hal-hal yang bikin gw gak nyaman disini yang sebagian udah gw ceritain di blog ini. Yak! Disini lah gw bisa bersuara. Disinilah gw bisa teriak ngeluarin isi hati gw.


Titik terang dari masalah gw mulai kelihatan ketika ada sebuah surat dari Biro SDM yang menawarkan posisi kosong untuk menjadi pelaksana di sebuah unit. Gw lihat unit itu sangat cocok dengan latar belakang pendidikan gw. Gw membayangkan gw akan bisa bekerja optimal disana. Gw akan lebih diberdayakan disana, gak kaya sekarang yang cuman MaGaBut (Makan Gaji Buta). Gw gak tahan klo terus2an MaGabut. Gw udah dibayarin negara kuliah selama 3 tahun, lalu gw langsung kerja dan dapat gaji sekian juta, tapi apa yang bisa gw lakukan untuk negara ini? Pekerjaan gw sekarang benar-benar kerjaan yang tidak butuh more effort or more skill. Lebih baik kantor gw bayar anak PKL dari SMK aja buat ngerjain kerjaan gw sekarang daripada kasih gw gaji berjuta-juta. Emank terkesan lebay dan gak bersyukur sih gw, tapi tekanan batin itu selalu muncul tiap kali gw ngantor.


Gw sudah berusaha untuk bisa bekerja maksimal di kantor ini. Tapi akses gw sepertinya selalu ditutup oleh seseorang yang sepertinya tidak mau kalah sibuk dari gw. Apa yang akan dan sudah gw kerjakan, pasti dia kerjakan juga. Gw jadi malas klo ky gtu. Gw pengen kerjasama, bukannya saing-saingan! Akhirnya gw ambil keputusan untuk mundur saja. Gw bulatkan tekad gw buat cari tempat lain untuk berkarya dan mengabdi. Setiap ada tawaran dari unit-unit lain, gw semangat banget cari tahu. Dan akirnya datanglah sebuah tawaran yang benar-benar menarik itu. Dan gw masuk kualifikasi yang dibutuhkan, khususnya dari segi pendidikan gw yang cocok banget klo gw kerja disana.


Akhirnya gw beranikan diri gw buat ngajuin ke kasubbag gw. Kasubbag gw setuju dan tidak mempermasalahkan. Tapi beliau ingin tahu alasan gw sebenarnya apa. Akhirnya mau gak mau gw ceritakan apa masalah utama gw yang sebenarnya. Beliau kaget, tapi tetap mempersilahkan gw untuk menerima tawaran itu, tapi sebelumnya harus dapat persetujuan dari kabag gw. Kasubbag gw berbicara ke kabag gw, tapi tidak berhasil, kabag gw tidak setuju dengan berbagai macam alasan yang waktu itu menurut gw gak masuk akal.


Beberapa hari setelah itu, gw beranikan diri lagi untuk berbicara langsung ke kabag gw. Keputusan akhir tetap sama, kabag gw keberatan klo harus ngelepas gw. Tapi saat itu gw dapat penjelasan yang sangat masuk akal. Banyak banget pertimbangan dari kabag gw dan gw coba untuk mengerti itu. Kabag gw pun akhirnya tahu bagaimana perasaan gw selama bekerja disini. Dan gw pun jadi tahu hal-hal apa yang selama ini menjadi beban pikiran kabag gw sebagai seorang pimpinan. Gw jadi mengerti betapa kerasnya dunia kerja. Ya begitu lah.. Mungkin apa yang gw alami ini baru permulaan, dan bakal ada masalah2 lain yang lebih berat yang bakal gw hadapi. Gw merasa lega setelah kejadian itu.Walaupun gw tetap gak bisa pindah, tapi gw mengambil hikmah dari kejadian itu, yaitu gw bisa mencurahkan isi hati gw ke atasan gw, dan mereka mengerti itu.
Gw harap kejadian itu bisa menjadi titik balik dari kemuraman dan kesedihan gw selama ini. Gw harap benar-benar akan ada perubahan  "Business Process" di kantor gw ini.
Allah Maha Adil dan akan memberikan keadilan itu kepada gw di kantor ini.
Amin ya Rabb..

Selasa, 03 Mei 2011

Keajaiban Sedekah

"7 Keajaiban Rezeki", judul buku  yang ditulis Ippho Santosa. Buku itu yang sekarang sedang gw baca. Buku yang sekarang menduduki posisi No.1 Bestseller Book in Indonesia. Wow!! Dan ternyata, memang bagus bin keren buku itu.
Bukunya belum selese dibaca sih, tapi udah ada satu kejadian yang sepertinya sebagai salah satu efek dari gw baca buku itu.

Jadi, di salah satu bab dalam buku itu dijelaskan bagaimana begitu ajaibnya Sedekah. Semua kebaikan-kebaikan dan keuntungan-keuntungan bersedekah di tuliskan disitu. Banyaaaakkk bangeettt...!! Lalu, setelah baca bab itu, gw tersadar dan berniat, mulai sekarang gw harus bersedakah. Bayangkan begitu parahnya gw yang gak pernah Sedekah. Jangankan sedekah, Zakat aja yang wajib gw masih suka bolong2. Astaghfirullah..!
Lalu sebagai salah satu Action gw dari niat gw itu, gw langsung cari tau gmana cara berzakat yang gampang dan bisa rutin. Akhirnya gw googling dengan keyword "bayar Zakat". Dan ketemulah sebuah web '"Rumah Zakat" yang bisa menerima Zakat secara Online atau lewat transfer. Okey, gw langsung catat contact number-nya dan berniat akan hubungi Rumah Zakat itu untuk cari tahu gmana caranya. Lalu, gmana dengan Sedekah gw? Gw mulai mikir, bakal kemana gw bersedekah. Klo untuk sedekah, gw pengen bisa langsung ngasi, gak lewat transfer2.

Lama berpikir sepanjang hari, sampai malam gw bayangkan klo gw bakal ngasih sedekah kepada seseorang walopun blum tau siapa. Lalu terbersitlah bayangan seorang laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah OB(Office Boy) di kantor gw, namanya Zainal. Orang-orang di kantor manggilnya Bang Jai. Dia lah OB paling rajin yang pernah gw temuin. Semua kantor benar-benar bersih dibuatnya. Gelas kotor, sendok dan piring kotor dicucinya dengan segera, jadi jarang banget orang-orang di kantor kekurangan alat-alat makan tersebut. Setiap jam makan siang dia datang ke ruangan buat nanyain pada mau makan apa biar dia tolong belikan. Tanpa disuruh lho..! Buat yang cowok2, dia sering bikinin kopi tanpa diminta2 sekalipun.
Dari wajahnya gw lihat kejujuran dan kepolosan, dan beban hidup yang berat sepertinya. Dia sudah menikah dan sudah punya anak. Terkadang gw berpikir, bagaimana dia bisa menghidupi keluarganya di kota Jakarta yang besar ini dengan penghasilan hanya sebatas UMR  (Upah Minimum Regional)? Rasa iba gw yang sudah lama gw rasakan itu akhirnya membuat gw berkeputusan bakal ngasi sedekah gw ke dia, untuk membantu mencukupi kebutuhan hidupnya. Dan tidur lah gw pada malam itu dengan tenang.

Keesokan paginya waktu gw bangun tidur, gw baru menyadari klo anting gw hilang sebelah. Gw kaget, hilang dimana ya? Gw obrak abrik kasur, gw telusuri semua kamar sampe ke pojok-pojok (*agak lebay sih), sampai gw cari di kamar mandi. Gak ketemu! Haduuhh, hilang dimana ya? Perasaan gw pagi itu jadi gak enak banget. Itu anting dari mama yang udah lama gw pake dan gak pernah copot sekalipun. Lalu gw coba introspeksi diri, mungkin gw kehilangan karena gw belum bayar zakat, okey, langsung gw ikhlasin anting yang hilang itu. Gw rasa baru sekali itu gw dengan gampangnya meng-ikhlaskan barang gw yang hilang, gak sampai sejam gw udah gak mikirin lagi.

Lalu gw jalanin keseharian gw kaya biasa. Siap-siap trus ke kantor. Lalu di kantor gw udah nyiapin sejumlah uang yang bakal gw kasih ke Bang Jai, OB di kantor gw itu. Tapi sampai siang gw masih bingung gmana mau ngasinya. Uang itu gw siapin di kantong celana gw, biar klo tiba-tiba gw ketemu Bang Jai bisa langsung gw kasih. Lalu gak tau mimpi apa, tiba-tiba pas orang-orang di kantor lagi pada makan di meja masing-masing, Bang Jai datang dan bilang gni, "Ini punya siapa?". Lalu gw lihat ke arah dia, dan apa yang gw lihat? Anting gw yang hilang ada di tangan kanannya..!! Masha Allah..! Benar-benar ini semua sudah diatur oleh-Nya. Hanya karena gw udah berniat untuk berzakat dan bersedekah ditambah keikhlasan gw yang sudah kehilangan anting, justru gw malah dipertemukan lagi dengan anting gw yang hilang itu. Betapa senangnya gw. Dan ajaibnya lagi, yang menemukan anting itu adalah orang yang akan gw beri sedekah. Padahal gw kan pake kerudung, kok bisa jatoh? Klo cewek yang nemuin mungkin wajar, karena antingnya bisa aja jatoh waktu gw wudhu di toilet. Ini yang nemuin laki-laki..!! Orang yang mau gw bantu pula. Tanpa ragu-ragu, langsung gw tambah jumlah uang yang akan gw beri. Ini sudah pertanda dari Allah bahwa gw memang seharusnya memberikan sedekah kepada Bang Jai.

Air mata gw hampir menetes membayangkan ini semua.Baik itu karena anting dari mama ditemukan lagi, karena gw bahagia bisa membantu sesama, juga karena gw semakin yakin dengan Kuasa Allah SWT.
Sungguh, kami di dunia ini hanya menumpang hidup, dan semua sudah diatur oleh-Nya. Subhanallah..
Yang gw alami barusan mungkin bukan seberapa, tapi gw yakin bakal ada beribu-ribu keajaiban lain yang akan didapat dengan bersedekah.
Mari bersedekah...^_^

Kamis, 28 April 2011

Set the GOAL..!!

Haaaah, senangnya hati ini kalo udah bisa mengatur hidup jadi lebih baik.
Gw pada dasarnya orang yang berantakan banget, angin-anginan, selalu berpikir secara acak. Mungkin pengaruh Otak Kanan yang terlalu dominan kali yeee.. dan gw tau itu gak baik. Klo gw masih acak2an, kapan gw punya tujuan yang jelas??! Buat apa gw hidup klo gak ada tujuan??! Haha, itu dulu..
Sekarang, gw udah mulai rancang GOAL gw, mulai dari jangka waktu paling pendek, yaitu harian, sampe yang paling panjang, yaitu beberapa tahun kedepan.
Yes! Pelan2 pasti bisa. Klo GOAL2 itu udah selesai, gw yakin, hidup gw bakal lebih terarah, of course, mengarah ke GOAL gw itu. Amin. Amin. Amin!


Ehm, Let me tell you how it works..
Kita hidup buat apa sih? Pasti kita punya tujuan-tujuan kan? Klo kita gak punya tujuan, pasti kita gak bakal semangat jalanin hidup. Sooo, hal pertama yang harus kita miliki adalah tujuan hidup kita. Klo gw bilang itu namanya "GOAL".
Nah, setelah kita yakin dengan GOAL2 yang akan kita tuju, kita tuangkan deh ke dalam tulisan maupun gambar, lalu kita visualisasikan alias kita bayangkan. Dengan kita membayangkan, otak kita bekerja merekam itu semua.
Otak kita kan sumber dari seluruh gerak dan prilaku kita. Pusat Syaraf gtu loch.. Kita ngapa2in semua perintahnya datang dari otak. Jadi Otaknya mesti di program sama yang bagus-bagus, salah satunya ya "Program GOAL hidup kita".
Nanti setelah Otak kita terprogram sama GOAL kita itu, seluruh tubuh kita, dari ujung kaki sampai ujung rambut bakal di gerakkan ke arah mendekati pencapaian GOAL kita itu. Percaya dan yakin aja deh, pasti tanpa kita sadari kita bakal mengarah ke GOAL kita itu. Hingga akhirnya tercapailah apa yang kita impi-impikan itu...^_^


Nah, itu penjelasan yang gw dapat dari bermacam-macam ahli dibidangnya. Klo dilihat dari segi religinya, ya klo kita menulis, menggambarkan, dan memvisualisasikan GOAL2 kita itu sama aja kita udah berdoa dan meminta kepada Tuhan. Klo kita gak bisa menggambarkan apa yang kita minta dari Tuhan, gmana Tuhan bakal tahu apa yang kita mau? Ya kan?! Sooo, udah jelas ada yang bakal bantuin kita mencapai GOAL kita itu, yaitu Yang Maha Kuasa. Kurang yakin apalagi coba?


Sooo, Ayooo, bikin GOAL dalam hidup kita, trus tuangkan dalam bentuk tulisan, gambar, ato semacam Vision Board, bahkan mungkin bikin Dream Book sekalian. Lalu Visualisasikan setiap hari. Dan langsung Action!
Wew..!! Jadi gak sabar pengen cepet2 bikin..^_^
Sampai saat ini gw baru sampai tahap nyusun GOAL yang gw mau, GOAL harian pastinya udah beres. Yang selanjutnya bakal disusun lebih rapi lagi. Baru beres GOAL harian aja, gw udah ngerasain manfaatnya, yaitu hidup gw dalam sehari jadi lebih berarti dan berguna.
Okeeyyy, semangaaatt..!! I will arrange my own future!

Kamis, 31 Maret 2011

Jadilah Orang yang Baik dan Menyenangkan

Semakin beragam kelakuan dan sifat orang-orang yang kutemui, semakin membuatku terdiam dan berpikir dua kali setiap akan bertindak. Kenapa tidak? Karena semua yang mereka lakukan pasti ada efeknya dan kadang bisa membuat orang lain merasa tidak senang.


Perhatikan contoh-contoh nyata dibawah ini:
  1. Ada beberapa orang sedang ngomongin orang lain, dan aku ada diantara mereka. Aku tak banyak bicara, hanya mengikuti arah pembicaraan mereka. Tidak lama setelah obrolan itu, bertemulah kami dengan orang yang dibicarakan itu. Apa yang terjadi? Mereka yang bersamaku tadi bisa bersikap seolah-olah mereka tidak pernah membicarakan orang itu dibelakang. Lalu apa yang kupikirkan? Oh tidak, betapa tidak enaknya jika nanti aku berada di posisi orang yang dibicarakan itu. Tidak tahu apa2. Dan menganggap semua baik-baik saja. Jadi, kesimpulan dari itu: "Berusahalah untuk tidak membicarakan orang lain di belakangnya, karena suatu saat kita bisa dibicarakan juga."
  2. Aku melihat seorang teman perempuan putus dengan pacarnya. Setelah kuperhatikan ternyata sumber masalah yang sebenarnya adalah karena temanku itu terlalu banyak menuntut, manja, dan membuat pacarnya lama2 merasa muak dengan sikapnya itu dan mencari perempuan baru sebagai pelarian. Kesimpulan dari itu: : " Jadilah wanita mandiri yang bisa mensyukuri apa yang sudah dimiliki dan tunjukkan rasa sayang secara wajar, tidak berlebihan."
  3. Ada seorang teman yang tidak disenangi karena mulutnya yang tidak bisa berhenti ngoceh dan tidak mau mengalah setiap kali berbicara membahas sesuatu dengannya. Orang-orang sering geleng-geleng kepala setiap kali mendengar dia berbicara atau melihat dia berdebat hanya karena satu masalah yang kecil. Kesimpulan dari itu: " Mulutmu Harimaumu, dan berilah kesempatan kepada lawan bicara untuk berbicara, jangan berusaha untuk mendominasi, itu tidak baik."
  4. Aku pernah merasakan betapa tidak enaknya jika dijutekin, dimarahi, dan dicuekin oleh seorang teman padahal merasa tidak pernah salah apa-apa. Lagi-lagi aku hanya bisa diam dan tidak mengatakan apa-apa kepada teman tersebut. Ternyata temanku itu sedang dalam masa Pra Menstruasi Syndrom (PMS). Yak, begitulah wanita, ada masa dimana dia sangat sensitif setiap bulannya. Tapi tidak semua orang bisa langsung tahu dan tidak semua orang bisa mengerti itu. Kesimpulan dari itu: " Jagalah sikapmu walaupun sedang dalam keadaan sangat sensitif. Karena tidak semua orang tahu apa yang terjadi denganmu dan mengerti dengan sikapmu yang kasar itu."
  5. Ada seorang wanita yang setiap saat terlihat sangat jutek, alisnya berkerut, dan bibirnya jarang terlihat tersenyum, padahal sebenarnya wanita itu baik dan tidak bermaksud untuk sombong. Melihat wanita itu, seorang teman mengeluh dan berbicara kepadaku sangat tidak suka melihat wanita itu. Terkesan sombong dan angkuh. Sebenarnya aku merasa sikap seperti itu terkadang atau mungkin sering juga ada pada diriku. Dan perkataan temanku itu menjadi sebuah pengingat untukku bahwa sikap seperti itu sebenarnya tidak baik. Kesimpulan dari itu: " Tersenyum dan bersikap ramahlah kepada setiap orang, maka orang yang melihatmu akan senang dan tidak salah paham terhadap dirimu."
Masih banyak lagi hal-hal yang bisa kujadikan pelajaran dalam hidup ini. Atau bahkan akan bertambah terus selama aku tetap hidup dan berinteraksi. Mungkin ada yang beranggapan begini: "Ah, idak penting pelajari itu semua, jadilah diri sendiri.." Ya, memang aku ingin jadi diriku sendiri, tapi diriku sendiri ini lah yang ingin menjadi orang yang baik. Sifat dan kepribadian seseorang memang sudah melekat dan tidak mungkin untuk dirubah sesuai keinginan. Tapi bagaimana dengan sikap dan prilaku? Hal itu bisa berubah karena faktor X atau faktor lingkungan. Dan aku menyadari begitu banyak sikap2 "patut" yang belum kuterapkan. Lalu apakah manusia tidak boleh berubah menjadi lebih baik? Setiap orang pasti ingin menjadi lebih baik dari hari ke-hari. Dan itu lah yang kurasakan sekarang... 
Bagaimana dengan Anda?




Selasa, 29 Maret 2011

Ini namanya "Pembunuhan Karakter"

Karakter saya telah dibunuh..!
Sakit sekali rasanya, apalagi kalau yang membunuh ternyata orang yang selama ini dekat dengan kita..
Huuftt..
Bodohnya aku selama setahun percaya dengan orang itu, dan bisa dibilang tergantung juga dengannya..
Sebenarnya pada dasarnya aku hanya menganggap semua orang baik dan berusaha untuk loyal terhadap teman sendiri..
Tapi keloyalan-ku itu ternyata dimanfaatkan olehnya untuk mendominasi dan menjatuhkan ku.
Yak, lagi-lagi masalah kantor. Kayanya blum ada habisnya ya masalah kantor buat aku.


Sebelum mulai bercerita, aku mau meng-info-kan bahwa aku adalah lulusan STAN yang bekerja di Biro Bantuan Hukum Kementerian Keuangan. Jadilah aku bekerja sebagai staff non-teknis, karena aku bukan sarjana hukum.
Sebagai pegawai yang baru masuk, tentunya aku mengharapkan mendapat penjelasan mengenai Job description dan orientasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan kantor. Namun herannya, sejak pertama kali masuk aku langsung dititipkan ke salah satu pegawai untuk mengajarkan dan berbagi pekerjaan denganku. Yak, dia, anggap si A.
Sebagai anak baru, aku ikuti saja alur yang ada. Aku diberi sebuah pekerjaan, dan aku sangat senang, walaupun hanya mengagendakan surat masuk yang notabene sangat bisa dilakukan bahkan oleh anak SMA sekali pun. Aku jalani saja, karena kupikir pekerjaan besar berawal dari pekerjaan kecil.
Hari2 di kantor aku coba hadapai dengan senang hati. Awal2 aku banyak bertanya kepada si A, apa lagi yang bisa kukerjakan? Dia geleng2 kepala, seperti tak ada lagi yang harus aku kerjakan. Kemudian aku sampaikan bahwa aku ingin tau mengenai alur berkas2 di kantor ini, soalnya waktu aku dan teman2 baru datang dan menghadap boss, kami diberi pesan agar tidak perlu ikut riweh2 dengan masalah penanganan perkara, tapi fokus pada pengelolaan berkas2 agar rapi dan tidak berantakan.
Aku sudah ada inisiatif untuk memulainya, tapi apa yang kudapat? Aku mau mulai saja sudah seperti dihalangi. Si A bilang tidak ada yg perlu dirapikan dan seperti enggan menjelaskan kepadaku mengenai berkas2 itu.
Okey, inisiatif pertamaku langsung dipatahkan...


Tapi saat itu aku tidak kesal kepadanya, aku masih dekat dengannya dan masih sering bertanya kepadanya.
Hingga akhirnya setelah setahun aku baru menyadari. Selama setahun bekerja ternyata aku sudah dibentuk oleh Si A menjadi pribadi yang tidak kreatif dan monoton. Aku selalu berada dibawah bayang2nya, dan aku tidak bergaul begitu dekat dengan pegawai yang lain. Yak, hanya dengan dia aku dekat. Kami selalu makan siang bareng dan solat bareng. Oh tidak, begitu bodohnya aku!
Tidak hanya itu, setelah aku bertanya dengan teman seangkatanku di bagian lain, ternyata temanku itu sudah banyak tau soal pekerjaan. Dan aku, aku hanya tau cara mengagendakan surat masuk. Aku minta Job Description yg dia punya, ternyata ada sekitar 13 pekerjaan, dan ditempatku dari 13 pekerjaan itu, hanya 1 pekerjaan yang aku kerjakan, padahal ada 3 personil disini. Sungguh pembagian yang tidak adil!
Kenapa aku diperlakukan seperti ini???
Aku bisa bekerja, aku mau bekerja, dan aku punya kemampuan, aku bukan orang tua yang tidak bisa apa-apa! Bagaimana aku bisa mengaktualisasi diri kalau dari awal sudah ditekan??


Ok, kemudian aku mulai merubah cara kerjaku. Aku cari pekerjaan sendiri. Aku cari tahu sendiri apa yang mungkin bisa kukerjakan. Kuhentikan bertanya terlebih dahulu kepada si A setiap kali aku punya ide atau inisiatif. Karena aku tahu, terkadang inisiatifku dia yang menjalankan. Dan aku menemukan satu hal yang sangat mungkin aku kerjakan. Mengagendakan daftar perkara. Kurasa sangat berkaitan dengan agenda surat masuk, karena aku harus hafal semua perkara dan aku yang pertama kali tahu jika ada perkara baru masuk.
Akhirnya aku minta kepada si A (dengan baik2 tentunya) untuk memberikan tanggung jawab menulis buku perkara kepadaku, karena aku lihat buku perkara itu pun tak diisi secara rutin yang berarti si A tidak bisa meng-handle pekerjaan itu dengan benar. Lalu apa yang kudapat? Si A berbicara kepadaku dengan nada suara tinggi dan berkata " Disini kerjanya bareng2 rev, klo kamu mau pegang semua kerjaan nanti waktu kamu gak ada yg lain bingung, lagian klo kamu pegang buku perkara ntar mbak kerja apa donk??"
What??? Semua kerjaan?? Sebenarnya yang pegang kerjaan banyak siapa sih?? Yang bisa bikin orang bingung kalau dia gak masuk seminggu siapa sih??


Sebenarnya aku ingin membalas teriakannya itu. Tapi aku tak bisa. Aku hanya diam dan mengalah, akhirnya aku pinjam saja buku itu untuk aku salin ke komputerku biar aku punya data perkara. Sambil mengetik tenggorokanku terasa sesak, dan airmata ku pun mulai menetes. Aku pun berlari ke toilet. Tak ada satupun yang tau kalau aku sering menangis di kursi kerjaku itu. Yak, kelemahanku pun muncul. Aku memang bukan orang yang bisa menahan rasa sakit hati, dan aku juga bukan orang yang bisa meluapkan rasa sakit hatiku dengan marah2. Jadi yang bisa kulakukan hanya menangis.


Saat itu lah puncak dari masalah hidup bagiku. Baru kali ini aku disakiti oleh teman sendiri. Dan sejak itu aku tahu, bahwa untuk menghadapi kehidupan ini kita tak boleh terlalu polos dan terlalu percaya pada orang lain.
Dengan semua yang dia lakukan itu, karakterku telah dibunuh.
Pertama karena dia telah mendominasi atas diriku sehingga aku tak bisa mengaktualisasikan diriku, dan yang kedua karena caranya itu telah membuat orang2 lain di kantorku berpandangan bahwa aku tak bisa kerja apa2 dan akhirnya menganggapku tidak ada dan tidak diperlukan.
Oh tidak..!!!
Aku harus berusaha mengembalikan semangatku untuk berkarya dan menunjukkan pada mereka "I'm not that stupid!!"
Doaku lagi, semoga aku bisa segera pindah dari tempat ini paling tidak terlepas dari orang itu yang selalu membuat aku muak tiap kali masuk ke kantor. Amin ya rabb...



Minggu, 27 Maret 2011

Kejamnya Dunia Kantor

Galau...
Tidak, aku gak boleh seperti ini!
Tapi aku gak bisa menghadapi ini semua..
Ya Allah, ada apa dengan hamba-Mu ini..
Mungkin aku masih belum dewasa, belum mandiri, dan tidak bisa berdiri di kaki sendiri..
Aku tidak kuat menghadapi cobaan ini.
Aku tak terbiasa dengan masalah..
Hidupku sebelum masuk dunia kerja ini terasa sangat nyaman..
Tidak ada masalah berat, tidak ada kebencian, dan tidak ada intrik keji..
Semua orang aku anggap baik..
Tapi ternyata itu salah, aku harus bisa memilah yang baik dan tidak..
Yang kuanggap teman baik, ternyata bisa saja menjatuhkanku dengan sangat kejam..

Yak, itulah dunia kerja..
Setahun sudah bekerja, tapi aku masih blum siap dengan kondisi ini..
Aku tidak suka 'menjilat' atasan..
Aku tidak suka menjatohkan rekan kerja..
Aku tidak suka perang mulut di kantor..
Aku tidak suka ngomongin boss di belakang..
Aku tidak suka protes..
Aku tidak suka bersikap seolah-olah aku yang paling sibuk..
Aku tidak suka mendominasi rekan kerja..
Aku tidak suka berbicara dengan nada tinggi ke orang lain..
Aku tidak suka menyinggung rekan kerja..
Aku tidak suka bermulut manis..
Aku tidak suka itu semua...!!

Tapi kenyataannya aku harus menghadapi orang-orang seperti itu di kantor ini..
Orang-orang yang membuat aku tidak nyaman berada di ruangan ini..
Ditambah lagi aku tidak dianggap di ruangan ini..
Aku mau bekerja dan berkarya, tapi lingkungan ini sungguh tidak mendukung..
Aku ingin belajar, tapi dihalang2i, aku ingin berkarya, tapi tak pernah diberi kesempatan..
Ada apa dengan aku?
Apa karena aku tidak suka dengan sikap2 diatas tadi lalu aku gampang ditindas?
Apa aku terlalu lemah untuk menghadapi dunia ini?
Apa aku terlalu berharap semua orang harus baik?

Tak tau lah...
Yang jelas dunia ini sungguh membuat aku hampir gila..
Aku butuh pelarian..
Tapi apa dan dimana??
Akan tetap kucari solusi itu..
Semoga setelah aku lolos dari masalah ini aku bisa jadi manusia yang dewasa, kuat dan tangguh.
I hope so..
Amin.





Kamis, 24 Maret 2011

Pagi, Kehidupan dan Senyuman

Pagi ini ketika bersepeda ke kantor, dengan kayuhan santai aku melihat sepanjang jalan begitu banyak kehidupan yang akan memulai harinya di pagi itu. Ada yang memulai dengan mengurus anaknya, memandikan, dan mengajak bermain di luar rumah menikmati matahari pagi. Ada yang mulai membuka tokonya untuk mengejar selembar rupiah.
Kemudian di bagian lain dari perjalananku itu, tampak aktifitas pasar, ada yang menjual dan ada yang membeli. Itulah rutinitas mereka. Dan aku, dengan rutinitas kehidupanku, ngantor. Wow! terlihat wah memang jika dibandingkan dengan mereka. Tapi, apakah yang aku kerjakan ini sudah merupakan yang paling menyenangkan dan membanggakan? I don't think so.

Mereka yang mengurus anaknya bisa tersenyum melihat tingkah polah anak2nya, and I think they enjoy it.
Mereka yang membuka tokonya dan berjualan di pasar, terlihat sumringah ketika tau ada pelanggannya datang dan membeli sesuatu darinya. Yak, mereka menikmati setiap lembar rupiah yang mereka dapat.
Mereka yang berbelanja di pasar setiap pagi, terlihat senang karena membayangkan akan memasak masakan enak untuk keluarganya atau mungkin majikannya.

Aku seolah-olah melihat aura positif dari mereka semua. Lalu bagaimana dengan aku?
Okey, aku akui, aku memang belum bisa mengeluarkan aura positifku.
Demotivasi, murung, dan tidak bersemangat ketika di kantor. Aku duduk di ruangan ber-AC dan nyaman ini, tapi aku tak tau tujuanku apa. Tanpa arah, dan serba tidak jelas.
Tapi tidak ada yang bisa disalahkan, yang salah adalah diriku sendiri, yes myself !
So, what should i do?

Ketika perjalanan bersepedaku sudah mendekati kantorku dan aku melihat gedung kantor itu, aku mulai berpikir, kenapa aku tidak tersenyum saja menghadapi ini semua? Seperti orang2 yang tadi kutemui di sepanjang jalan.
Okey, tersenyum, dan aku senyum sambil terus mengayuh sepeda itu menuju gedung itu yang tinggal beberapa meter jaraknya.

Wow! I feel great! Start from a smile...

Selamat Bekerja!