Syukur Alhamdulillah Allah tak henti-henti memberi berkah
dan rahmat kepada saya. Setelah pernikahan, Allah langsung memberi kepercayaan
kepada saya untuk langsung hamil. Walaupun di tengah kekacauan pikiran saya
karena masalah keluarga yang tiba-tiba muncul setelah saya menikah dan fisik
yang terkuras karena kuliah bolak balik Depok-Bintaro, ternyata saya masih bisa
langsung hamil. Alhamdulillah…
Mungkin ini yang dibilang, “Oase di tengah padang pasir”.
Mengetahui bahwa saya hamil seketika membuat dunia saya berubah menjadi lebih
ceria. Pikiran saya sedikit teralihkan dari masalah keluarga dan mulai
memikirkan soal kandungan dan calon bayi saya. Hamil dan memiliki anak sudah
merupakan harapan semua pasangan yang menikah, dan begitu juga harapan saya dan
suami.
Awal kehamilan saya sempat tidak yakin. Masih
sempat-sempatnya saya jogging pagi keliling asrama waktu itu. Hahaaa…Badan
terasa gak enak, capek-capek, saya pikir itu hanya efek saya jalan jauh setiap
hari naik kereta 5 jam PP. Sempat pengen banget makan kue atau sejenisnya yang
manis-manis, saya pikir itu hanya efek saya buka-buka instagram dimana waktu
itu banyak postingan gambar kue-kue yang bikin pengen nyoba.. Waktu cerita ke
suami, suami langsung semangat pergi keluarga rumah nyariin, entah knapa dia
begitu yakin klo saya itu hamil. Saya sih senang-senang aja karena dibeliin
makanan, hehehee…
Seiring berjalan waktu saya makin penasaran, kok ini gak
datang bulan juga… Terakhir datang bulan beberapa hari sebelum menikah, dan
sudah sebulan setelah menikah saya masih belum datang bulan. Saya pikir
palingan telat, karena sebelum nikah saya sempat terlambat datang bulan sampai
2 minggu. Akhirnya setelah tanya-tanya ke teman sekelas yang sudah menikah,
saya dianjurin beli testpack dulu saja. Oke, saya beli dan besok paginya
langsung dicoba. Deg deg ser… Pas dilihat hasilnya 2 garis!! Tapi kok garis
satunya pudar… Hmm, masih gak yakin.. 2 hari kemudian dicoba lagi, sama, 2
garis juga dan garis satunya pudar.. Hmm… Keyakinan klo hamil naik jadi 50%
tapi belum yakin betul karena belum cek secara medis dan belum dapat legitimasi
dari dokter.. Akhirnya seminggu setelah itu saya dan suami memutuskan buat ke
dokter. Dan taraaa! Ternyata benar saya sedang hamil dan sudah berumur 7 minggu!
Senang, terharu dan panik waktu itu.. I’m gonna be a mom!
Banyak cerita dalam setiap fase kehamilan saya. Awal-awal
kehamilan, saya masih bolak balik ke kampus naik kereta. Perut yang masih kecil
karena masih hamil muda membuat saya harus bisa “fighting” setiap kali naik
kereta. Dalam hati saya pikir, “gak boleh manja, kalau masih kuat ya tahan
aja”. Jadilah ikut kegencet2 di dalam kereta khususnya kereta pagi yang isinya
para pekerja di Jakarta yang mengejar waktu masuk kantor. Semua saya jalani saja,
yakin Allah pasti jaga. Hingga masuk bulan puasa pun saya masih naik kereta
yang isinya ditambah ibu2 yang mau ke tanahabang belanja belinji untuk Lebaran.
Makin maknyuss isi keretanya, hahaaa… Tapi Alhamdulillah banget, walaupun hamil
muda saya gak ada ngalamin yang namanya “morning sick”, gak ada mual atau
muntah-muntah yang berlebihan. Gak kebayang kan kalau pas lagi gencet2an di
kereta tau-tau mual atau muntah, haha, bisa berabee…! Setiap perjalanan naik
kereta saya nikmati saja sebagai pengalaman berharga buat saya. Sekaligus juga
mengajarkan pada anak saya untuk tidak manja dan mengerti bahwa dalam hidup itu
kita harus berjuang, gak bisa enak2 saja..
Tiba waktu Lebaran, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk
pulang kampung. Ini pulang kampung pertama kami setelah menikah. Dan jika mau
pulang, kami harus membagi waktu di Pekanbaru dan di Bukittinggi, sementara
waktu libur yang didapat suami hanya 3 hari. Bayangkan 3 hari! Oke, perjalanan
panjang dan padat harus dihadapi. Sekali lagi kekuatan si baby dalam perut
diuji. Karena saya yang ngotot mau pulang, saya tidak boleh mengeluh capek atau
apa pun. Saya ngotot mau pulang karena saya pikir ini waktu yang tepat untuk
bisa menyelesaikan masalah kedua orangtua saya, selain juga waktu yang tepat
untuk silaturahmi dengan keluarga besar suami saya. Sesuai prinsip saya, jika
sudah memutuskan sesuatu, harus dijalankan dan terima segala konsekuensinya.
Perjalanan dimulai H-1 Lebaran. Kami terbang ke Pekanbaru, keesokannya sholat
Idul Fitri, silaturahmi dengan keluarga2 saya dan rapat keluarga sore harinya.
Saya, adik dan kakak saya berkumpul dengan Mama Papa. Hasil yang didapat, ZONK!
Kedua orangtua saya benar2 tidak ada yang mau mengalah. Yang mereka pikirkan
adalah kepentingan mereka masing2, tidak ada yang mau introspeksi diri akan
kesalahan masing2. Sampai2 saya menangis begitu kencang di depan mereka, yang
menenangkan pun adik dan kakak saya yang khawatir dengan kandungan saya.
Respect saya benar2 hilang kepada orangtua saya. Baik mama maupun papa sama2
keras kepala dan mementingkan diri sendiri. Sebagai anak saya kecewa dengan
ketidakbijaksaan orang tua saya. Malam harinya saya dan suami langsung
berangkat ke Bukittinggi naik travel. Perjalanan darat selama kurang lebih 8
jam kami tempuh. Beruntung ada suami di samping saya membuat saya merasa tenang
dan nyaman. Hingga akhirnya tiba di Bukittinggi kampung halaman suami saya pada
dini hari. Pagi harinya disambut dengan keceriaan keponakan2 suami saya dan
kehangatan keluarga suami saya. Saya begitu senang. Seharian kami silaturahmi,
ke rumah keluarga, dan main bersama para keponakan, termasuk ke Padang Panjang
silaturahmi ke rumah Mak Uwo saya. Lumayan melelahkan hingga kami pulang malam
harinya. Keesokan harinya kami lanjut silaturahmi lagi dan menghabiskan waktu
ngobrol dengan keluarga, hingga siang hari harus siap2 berangkat ke bandara
yang ada di Padang. Ketika mau ke travel kami diantar semua keponakan dan Ibu
mertua, bahagia sekali rasanya. Perjalanan ke bandara kira-kira 4 jam karena
jalanan macet masa lebaran. Beruntung kami tidak terlambat tiba di bandara dan
bisa naik pesawat hingga akhirnya selamat tiba di Jakarta jam 11 malam.
Hufftt!! Perjalanan pulang kampung yang sangat mengesankan.
Alhamdulillah tidak ada masalah selama perjalanan. Rasa capek baru terasa
setelah tiba di Jakarta. Beberapa hari badan saya terasa capek dan bawaannya
pengen tidurrr terus. Untung masih libur kuliah. Saat itu usia kehamilan sudah
sekitar 5 bulan. Dan gak tau knapa saat itu saya baru merasa fisik saya
melemah. Saya mulai sering mual dan muntah. Penyebab muntah macem-macem, mulai
dari karena habis mandi, muntah pas di mobil disetirin suami, sampai muntah
karena cium bau suami yang baru pulang kantor. Hahaaa… Ada-ada saja penyebab
muntahnya. Mulai masuk kuliah pun terasa berat, kadang ketika tiba di kampus
saya langsung ke toilet, muntah. Aneh, padahal sudah hamil 5 bulan kok malah
muntah2. Tapi Alhamdulillah tidak lama setelah masa Lebaran itu saya dan suami
sudah bisa membeli mobil, walaupun kredit, hehee.. Alhamdulillah saya sudah
bisa ke kampus membawa kendaraan sendiri. Waktu yang ditempuh lebih sedikit
dibanding naik kereta, dan yang pasti tidak harus berdesakan atau lari2
mengejar kereta. Fisik pun mulai stabil kembali. Sungguh Allah memang sudah tau
takaran kekuatan kita umatnya. Allah tidak akan memberi cobaan melebihi
kekuatan kita.
Alhamdulillah, saya bisa menjalani perkuliahan dengan lancar
hingga lewat 1 semester. Walaupun sering keteteran, syukur Alhamdulilah IPK
saya masih cumlaude waktu itu. Dan perkuliahan semester selanjutnya pun harus
dihadapi lagi. Kali ini saya terpaksa harus ngekost di Bintaro, karena jadwal
kuliah yang lebih padat dan kehamilan yang sudah mulai masuk bulan ke-7.
Kenyataannya, walaupun ngekost, tetep aja saya bolak balik ke Depok, hahaa.. Gak
tahan ninggalin suami lama-lama.. Jadi saya menginap di kost hanya jika kuliah
hari ini sampai sore dan besoknya jadwal kuliah pagi. Dan jarang banget
jadwalnya begitu, jadilah saya tetap pulang ke rumah. Palingan waktu dekat2
ujian baru jadwal padat dan harus menginap di kost lama. Jadi anak kost memang
gak seenak tinggal di rumah sendiri. Rasanya sepiii dan pengen dekat-dekat
suami terus. Kadang suami saya sering kasih kejutan tiba-tiba datang ke kost
malam-malam, hihiii.. He’s such an unpredictable man. And I love it! Sempat
terjadi satu kejadian waktu saya di kost perut saya gak enak banget. Buang air terus2an, muntah, dan perut melilit
sampai susah nafas. Sampai akhirnya gak tahan saya telfon suami dan dibawa ke
RS sampai harus dirawat karena kandungan sudah 7 bulan khawatir ada kontraksi.
Ternyata saya salah makan dan mengganggu pencernaan saya, beruntung tidak
berpengaruh ke bayi dalam kandungan. Suami saya khawatir banget dan akhirnya
setelah itu mewajibkan saya untuk selalu laporan makan apa saja selama di kost.
Hihihii…
Selanjutnya kegiatan saya berjalan normal seperti biasa.
Saya kuliah dan mengurus suami seperti biasa. Terkadang untuk mengisi kebosanan
saya mencoba resep2 masakan baru. Dan lucunya, setiap kali saya masak, si baby
dalam perut pasti nendang2, hehee… Seneng masak juga dia sepertinya… Namun
cobaan kembali datang pada akhir tahun 2014. Waktu itu tanggal 31 Desember sore
dalam perjalanan saya pulang dari kampus menuju rumah, saya mengalami
kecelakaan. Mobil saya ditabrak Bus dari belakang ketika di tol TB Simatupang.
Shock dan stress ketika itu. Saat itu yang sedang membawa mobil adik saya yang
kebetulan sedang cuti akhir tahun dari pendidikannya di Jogja. Mobil saya peyok
di bagian belakang. Suami yang saat itu sedang siaga tahun baru di Bundaran HI
langsung kaget juga ketika saya kabari lewat telfon. Tapi musibah sudah
terjadi, harus dihadapi. Akhirnya saya pergi ke pool bus yang bersangkutan
untuk minta pertanggungjawaban. Prosesnya ribet dan berbelit2. Sampai akhirnya
saya pulang dan minta nanti pihak bus berurusan dengan suami saya saja. Sedih
rasanya ketika kehamilan sudah masuk minggu ke 37 dan tinggal menunggu hari,
malah ada musibah dan harus menyusahkan suami saya. Tapi sekali lagi, cobaan
ini datang dari Allah karena kesalahan kita juga, sudah sewajarnya kita
introspeksi diri dan hadapi saja semua konsekuensinya. Akhirnya mobil yang
rusak itu di klaim ke asuransi, dan proses dengan pihak bus yang menabrak masih
tidak jelas dan suami saya tidak mau memperpanjang, kasihan juga supirnya.
Yasudah, kami ikhlaskan saja, toh sudah ada asuransi.
Saat ini kehamilan saya sudah lewat 39 minggu.. Sudah
menunggu waktunya lahiran. Tapi saya masih harus kuliah karena tidak dapat cuti
sama sekali. Dan dilemanya lagi, pihak bengkel dari asuransi mengkonfirmasi
bahwa mobil sudah bisa masuk bengkel. Lalu bagaimana saya harus kuliah dan
bagaimana kalau tiba2 saya harus ke RS? Tidak ada pilihan lain, sekali lagi
saya harus terima konsekuensinya, mobil harus dimasukkan bengkel biar cepat
selesai dan bisa dipakai kembali waktu saya kuliah pasca melahirkan nanti.
Yakin Allah pasti bantu saya nanti ketika akan melahirkan. Toh ini semua sudah
atas kuasa-Nya. Mobil yang baru masuk bengkel saat ini bisa saja memang sudah
waktu yang terbaik dari Allah, karena sebelumnya saya masih bisa ke kampus
dengan mobil. Dan saat ini paling hanya 2 hari saya kuliah tanpa mobil, saya
bisa menginap di kost dan untuk ke RS, masih ada taksi jika memang harus
mendadak.
Begitulah perjalanan selama kehamilan yang penuh lika liku.
Saya jalani itu semua sebagai pengalaman berharga untuk saya. Dan semoga karena
itu anak saya kelak bisa tumbuh menjadi anak yang kuat fisik dan mentalnya.
Karena dari sejak di kandungan dia sudah mengalami banyak cobaan. Kamu hebat
nak!. Dan sekarang Bunda sudah rindu ingin segera bertemu kamu di dunia ini.
Keluar lah nak.. Bunda dan Ayah sayang kamu dan sudah tidak sabar ingin
menggendong kamu. Semoga Allah selalu melindungi kamu ya nak…