Tak disangka saya tahun ini bisa mendapat “undangan” dari
Allah untuk beribadah di Tanah Suci. Semua seperti terjadi begitu cepat, satu
demi satu fase-fase dalam hidup saya berjalan dan saya yakin itu pasti atas
kehendak Allah. Perasaan yakin itu mulai saya rasakan sejak tahun lalu. Dimana
sebuah cobaan datang dan membawa saya pada titik yang paling bawah. Namun pada
masa itu saya memposisikan diri saya seperti bola, dimana ketika sebuah bola dijatuhkan
secara keras ke lantai, bola itu akan mental dan terbang lebih tinggi dari
tempat asalnya. Positifnya, saya tidak mau terpuruk! Ya, saat itulah titik
balik dalam kehidupan saya. Lalu siapa lagi yang kita ingat pada masa-masa
seperti itu selain Allah? Hanya Allah. Saat itu rasanya sangat ingiiiin dekat
dengan Allah, mencurahkan perasaan dan memohon pertolongan. Dan terbersitlah
keinginan untuk Umroh.
Namun Allah punya rencana lain yang lebih indah. Saat itu
saya belum bisa Umroh dikarenakan harus menabung untuk kuliah. Jika saya tahun
depan harus kuliah di Ekstensi UI, biayanya cukup besar dan saya harus nabung
dari jauh-jauh hari. Akhirnya niat itu disimpan dulu, namun teruuus berusaha mendekatkan
diri dengan Allah dan mengharap Ridho Allah atas segala sesuatu. Di akhir
tahun, ada sebuah berita yang membuat semangat saya bangkit. Telah dibuka
pendaftaran untuk Program Diploma IV Akuntansi di STAN yang tadinya saya pikir tahun
2012 D4 STAN tidak menerima mahasiswa baru. Kuliah D4 di STAN sudah merupakan
cita-cita dan harapan saya sejak dulu, karena itu saya tidak ikut mengambil
kuliah ekstensi di universitas seperti kebanyakan teman-teman seangkatan. Rasa
senang bercampur dengan cemas saat itu. Senang karena ada kesempatan untuk
kuliah lagi, cemas karena persiapan menghadapi tesnya belum cukup matang. Namun
saya yakin akan pertolongan Allah dan saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan
yang sudah di depan mata ini. Waktu yang sempit saya manfaatkan untuk belajar,
sambil terus berdoa memohon dibukakan jalan yang terbaik.
Alhamdulillah, pertolongan Allah betul-betul ada. Pertengahan
bulan Februari pengumuman dan saya LULUS! Sungguh berkah luar biasa yang saya
rasakan dan semakin membuat saya cinta pada Allah. Saya yakin inilah rencana
Allah untuk saya. Begini cara Allah mengembalikan semangat dan kepercayaan diri
saya. Dan begini pula cara Allah untuk memanggil saya ke rumah-Nya, Baitullah.
Begitu sadar akan hal itu, saya langsung mencari referensi travel untuk
perjalanan Umroh. Saya harus berangkat Umroh sebelum mulai kuliah. Kuliah
dimulai tanggal 29 April, berarti kesempatan saya untuk umroh hanya di awal
April, karena untuk mendaftar biasanya paling lambat sebulan sebelum
keberangkatan.
Akhirnya saya memilih travel yang direkomendasikan Kak
Hertin, Senior SMA saya yang banyak pengalaman menjalankan ibadah ke Tanah
Suci. Sangat kebetulan waktu keberangkatannya tanggal 5-13 April, brarti masih
ada kesempatan saya untuk persiapan kuliah dan menyelesaikan urusan kantor
sebelum mulai izin Tugas Belajar. Banyak suka duka dihadapi saat persiapan, hingga
akhir Februari, Kartu Keluarga saya
belum selesai juga dan saya belum bisa mengurus pembuatan passport yang
merupakan syarat pendaftaran yang harus diserahkan sebulan sebelum berangkat.
Saya sempat berpikir apakah ini akan jadi? Waktunya sangat mepeeet.
Alhamdulillah pihak travel berbaik hati memberi kelonggaran batas waktu
penyerahan syarat-syarat. Ketika saya cerita pada keluarga saya, tak disangka
Mama dan Kakak saya mau ikut Umroh bersama saya walaupun sangat dadakan dan
harus merepotkan mereka karena menyiapkan segala sesuatu dalam waktu yang sangat
sempit. Alhamdulillah lagi, semua persiapan bisa dilewati dan kami bertiga bisa
berangkat :)
Sungguh rencana Allah itu begitu indah. Semua terjadi begitu cepat dan tak disangka-sangka. Dan memang harus kita yakini bahwa semua hal yang terjadi pada kita itu atas izin Allah. Cobaan, rezeki, kesenangan, kesedihan, semua itu atas kehendak Allah yang menetapkan segala sesuatu. Pengalaman ini tak akan pernah saya lupakan dan akan menjadi pengingat saya untuk JANGAN PERNAH MENCOBA JAUH-JAUH DARI ALLAH, karena Allah dan pertolongan-Nya selalu dekat dengan saya.